;

Abstrak


Analisis teknik penerjemahan dan kualitas terjemahan istilah-istilah budaya bahasa Inggris ke dalam bahasa Batak Toba yang terdapat dalam dubbing film jesus


Oleh :
Nahoras Bona Simarmata - S131208013 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis terjemahan istilah-istilah budaya
yang terdapat pada film Jesus yang diterjemahkan secara dubbing ke dalam bahasa
Batak Toba. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan
mendeskripsikan 1) istilah-istilah budaya yang ada pada film Jesus; 2) teknik
penerjemahan yang digunakan; serta 3) dampak penggunaan teknik terhadap kualitas
terjemahan istilah-istilah budaya tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang
digunakan adalah teks lisan yang berasal dari film Jesus yang dibawakan dalam Bahasa
Inggris serta terjemahannya berupa dubbing dalam Bahasa Batak Toba. Data dalam film
ini adalah semua istilah budaya yang terdapat dalam film Jesus dan terjemahannya.
Selain itu terdapat juga 3 informan yang dilibatkan untuk menilai keakuratan dan 5
untuk menilai keberterimaan. Selanjutnya, teknik pengumpulan data dilakukan dengan
mengkaji dokumen, kuesioner dan wawancara. Untuk menguji keabsahan data
digunakan triangulasi metode dan triangulasi data.
Hasil penelitian menemukan ada 113 data yang terbagi ke dalam 6 domain istilah
budaya. Keenam domain tersebut adalah organisasi sebanyak 39 data (32,1%); budaya
materi sebanyak 32 (28,1%); bahasa sebanyak 21 data (18,2%), budaya sosial sebanyak
10 data (8,8%), ekologi sebanyak 7 data (7,3%), dan gesture dan kebiasaan sebanyak 6
data (5,5%). Ada 16 teknik penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan
istilah-istilah budaya tersebut. teknik-teknik tersebut adalah adaptasi, amplifikasi,
reduksi, peminjaman, kalke, kompensasi, deskripsi, padanan lazim, generalisasi,
partikularisasi, amplifikasi linguistic, kompresi linguistic, literal, modulasi dan
substitusi. Ke-16 teknik ini muncul sebanyak 135 kali dalam 3 varian yang berbeda;
tunggal, kuplet dan triplet. Penerapan berbagai teknik yang ada menghasilkan
terjemahan akurat sebanyak 94 data, kurang akurat 12 data dan tidak akurat 7 data;
berterima 103 data, kurang berterima 4 data dan tidak berterima 1 data. Dampak dari
penggunaan teknik terhadap kualitas terjemahan adalah baik. Skor rata-rata kualitas
adalah 2,82 yang diperoleh dari keakuratan sebesar 2,77 dan keberterimaan 2,87. Hal ini
menandakan bahwa kualitas terjemahan istilah-istilah budaya ke dalam bahasa Batak
Toba sebagian besar akurat dan berterima. Nilai rata-rata keberterimaan yang lebih
tinggi daripada keakuratan memperlihatkan bahwa penerjemahan lebih mengutamakan
keberterimaan daripada keakuratan. Secara frekuensi dan persentase, teknik yang
memberikan kontribusi tinggi terhadap keakuratan adalah padanan lazim, substitusi dan
literal. Sedangkan teknik yang memberikan kontribusi tinggi pada keberterimaan adalah
adaptasi, padanan lazim, dan substitusi.
Hasil penelitian ini mengisyaratkan bahwa penerjemah harus benar-benar
memahami Bahasa dan budaya Bsu dan Bsa, yaitu Inggris dan Batak Toba. Penguasaan
ini akan mengarahkan penerjemah pada pemilihan teknik yang tepat dalam
menerjemahkan istilah-istilah budaya. Hal ini tidak akan sekedar menghasilkan
terjemahan yang akurat dan berterima namun juga terjemahan yang mampu
menyampaikan makna dan pesan moral yang terkandung dalam film bertemakan rohani.
Kata kunci: istilah-istilah budaya, teknik penerjemahan, keakuratan, keberterimaan,
kualitas terjemahan.