;

Abstrak


Konstruksi Sosial dan Nilai Kearifan Lokal pada Cerita Rakyat Kabupaten Boyolali Serta Pemanfaatannya Sebagai Bahan Ajar Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama


Oleh :
Ira Prihapsari - S841908006 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) konstruksi sosial masyarakat Kabupaten Boyolali; (2) nilai kearifan lokal yang terdapat dalam cerita rakyat Kabupaten Boyolali; (3) Pemanfaatan konstruksi sosial dan nilai kearifan lokal yang terdapat pada cerita rakyat Kabupaten Boyolali sebagai bahan ajar pelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Penelitian ini disajikan dalam bentuk kualitatif dengan strategi penelitian etnografi. Data dikumpulkan melalui beberapa sumber, yaitu informan, benda fisik, dan dokumen. Teknik pengumpulan data meliputi observasi secara langsung, wawancara, dan analisis dokumen. Teknik validasi data yang digunakan adalah triangulasi metode dan triangulasi sumber. Temuan data yang telah terhimpun, selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis Model Miles dan Huberman. Konstruksi sosial masyarakat Kabupaten Boyolali yang dianalisis meliputi: (1) Sedekah Gunung; (2) Sadranan; (3) Sanggaran; (4) Mandi di Sungai Tlogolele; (5) Ngalap Berkah Apem Kukus Keong Mas; (6) Tradisi Padusan; (7) Ritual Kungkum; (8) Kirab Budaya Gunung Tugel; (9) Ziarah Makan Ki Ageng Pandanarang; (10) Patung Gajah Putih; (11) Kirab Banyu Kendi Pertolo memuat prinsip-prinsip kehidupan masyarakat yang dilestarikan secara turun-temurun. Adapun cerita rakyat yang ditemukan dapat diklasifikasi ke dalam legenda dan mite. Cerita Rakyat Kabupaten Boyolali yang dihimpun memuat nilai-nilai kearifan lokal berupa: (1) kebijaksanaan, (2) pemaaf, (3) kedermawanan, (4) menghargai, (5) kerja sama, (6) kerja keras, (7) empati, (8) kerukunan, (9) tobat, (10) taat beribadah, (11) kesabaran, (12) peduli lingkungan, (13) kesetiaan, (14) adaptif. Konstruksi sosial dan nilai kearifan lokal pada cerita rakyat Kabupaten Boyolali dapat dijadikan identitas bagi masyarakat Kabupaten Boyolali. Sayangnya, belum banyak masyarakat yang mengeksplorasinya. Sebagai alternatif, konstruksi sosial dan nilai kearifan lokal pada cerita rakyat Kabupaten Boyolali dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama. Dengan demikian siswa lebih mengenal konstruksi sosial masyarakat dan cerita rakyat yang ada di Kabupaten Boyolali dan menginternalisasi nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat dalam cerita rakyat Kabupaten Boyolali. Selain itu, bervariasinya bahan ajar, menjadikan pelajaran bahasa Indonesia lebih kontekstual dan menyenangkan.

Kata kunci: bahan ajar, cerita rakyat, kearifan lokal, konstruksi sosial