Latar Belakang: Konsekuensi mikrovaskular yang paling umum pada individu dengan DM adalah diabetic kidney disease (DKD). Produksi sitokin inflamasi hsCRP dan IL-1Beta yang menyebabkan inflamasi dan fibrosis ginjal, dapat diaktifkan oleh perubahan metabolisme ginjal dan hemodinamik pada DKD. Selain bertindak sebagai mediator inflamasi, hsCRP juga dapat bertindak sebagai biomarker. Mediator inflamasi lain yang signifikan dalam pertumbuhan DKD pada penderita diabetes adalah IL-1Beta. Heparan sulfat dan acharan sulfat, proteoglikan endotel yang memainkan peran penting dalam perkembangan peradangan dan memiliki sifat antioksidan, diketahui terdapat dalam lendir Achatina fulica. Pemberian lendir Achatina fulica memiliki potensi untuk digunakan sebagai terapi tambahan pada DKD.
Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh pemberian lendir Achatina fulica terhadap kadar hsCRP dan kadar IL-1Beta pada tikus diabetic kidney disease. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 32 ekor tikus (Rattus norvegicus) galur Wistar sebagai hewan coba yang diinduksi dengan STZ+NA. Tikus dibagi menjadi 4 kelompok: KN (kontrol negatif), KP (kontrol positif), K1 (lendir Achatina fulica 3,5 ml/hari), dan K2 (lendir Achatina fulica 7 ml/hari). Di akhir penelitian, dilakukan pengambilan sampel darah untuk dilakukan pemeriksaan ELISA terhadap kadar hsCRP dan kadar IL-1Beta. Data dianalisis dengan uji ANOVA dilanjutkan uji post-hoc.
Hasil Penelitian: Pemberian lendir Achatina fulica terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kadar hsCRP dan kadar IL-1Beta. Kedua kelompok perlakuan secara signifikan menunjukkan kadar hsCRP dan kadar IL-1Beta yang lebih rendah jika dibandingkan kontrol positif. K2 menunjukkan hasil yang lebih baik dalam menurunkan kadar hsCRP (4.72 ±0.52) dan kadar IL-1Beta (50.19 ±3.30).
Kesimpulan: Pemberian lendir Achatina fulica memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kadar hsCRP dan kadar IL-1Beta pada tikus diabetic kidney disease.
