Berjalan merupakan aktivitas sangat umum dan
dilakukan dalam melakukan banyak pekerjaan. Berdasarkan
persebaran provinsi tahun 2021, sebagian besar angkatan kerja lansia di
Indonesia tinggal di Provinsi JawaTimur, yaitu sebanyak 3,29 juta orang atau
sebesar 21,78 %. Di Indonesia, belum ada yang melakukan pengukuran gait
analysis pada manula saat menggunakan single-legged dan multiple-legged
cane terhadap joint mobility parameter dan gait parameter. Kajian
perbandingan antara penggunaan single-legged dan multiple-legged cane
terhadap joint mobility parameter dan gait parameter pada manula
menggunakan analisis 2D videografi dapat membantu mengetahui gaya berjalan. Software
Kinovea dalam memperlambat gerak tayang manula saat berjalan dapat dianalisis
saat gerakan awal dan akhir hingga rekomendasi rehabilitasi. Joint mobility
parameter menghasilkan data sudut lutut dan pergelangan kaki pada satu
siklus gaya berjalan yaitu initial contact, loading response, mid-stance,
terminal stance, pre-swing, initial swing, mid-swing,
dan terminal swing. Gait parameter menghasilkan data
spasiotemporal, yaitu step length, stride length, duration of
stance phase, duration of swing phase, gait speed, dan cadence.
Manula madya memiliki perbedaan pada perbandingan joint mobility parameter
terminal stance ankle joint, pre-swing knee joint,
dan initial swing knee joint. Single-legged cane direkomendasikan
untuk manula muda dan madya. Multiple-legged cane direkomendasikan untuk
manula tua dengan kondisi mobilitas buruk.