Perkembangan pembangunan infrastruktur di Indonesia cukup signifikan. Untuk itu diperlukan perencanaan pembangunan untuk mendapatkan biaya dan waktu penyelesaian yang optimal tanpa mengurangi kualitas. Pembangunan juga tidak luput dari adanya emisi yang dihasilkan khususnya emisi GRK yang dikeluarkan dari penggunaan alat berat. Pemilihan alat berat yang tepat dapat menjadi salah satu alternatif guna mencapai tujuan dari pembangunan berkelanjutan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi alat berat yang optimal baik dari segi emisi GRK yang dihasilkan ataupun biaya yang diperlukan. Pendekatan dilakukan melalui studi kasus proyek jalan tol Kataraja Seksi 1 pada pekerjaan tanah timbunan khususnya common borrow material dengan analisis perbandingan antara biaya dan juga emisi dari kondisi existing dengan alternatif yang ada menggunakan Cost Effectiveness Analysis (CEA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing emisi GRK yang dihasilkan dari kombinasi alat berat existing, alternatif 1,2, dan 3 sebesar 18.103.328,66 kgCO2e, 18.525.235,09 kgCO2e, 14.709.471,98 kgCO2e, dan 16.987.963,89 kgCO2e serta biaya yang diperlukan oleh masing-masing kombinasi secara berturut-turut sebesar Rp123.913.634.631,64, Rp97.370.504.464,20, Rp77.937.237.503,77, dan Rp90.254.470.277,07. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa, penggunaan kombinasi alat berat alternatif 2 paling optimal karena tidak hanya ramah terhadap lingkungan namun juga lebih ekonomis.