Abstrak


Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku (Studi Kasus pada PT Wijaya Karya Beton Boyolali)


Oleh :
Gatot Bayu Wicaksono - F1304255 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Sistem Pengendalian Intern (SPI) persediaan bahan baku yang dilaksanakan oleh pihak manajemen dan mendeteksi kemungkinan adanya kelemahan atau kekuatan di dalam SPI persediaan bahan baku yang kemudian diuji untuk mengetahui kepatuhan terhadap SPI. Catatan yang dikumpulkan berupa Standard Operating Procedures (SOP), Surat Permintaan Pengadaan Material (SPPM), Surat Pesanan Barang (SPB), Berita Acara Penerimaan Barang (BAPB), Bukti Pemakaian Material (BPM). Analisis data yang dilakukan dengan analisis kuantitatif dan kualitatif, Analisis kualitatif dilakukan dengan membandingkan antara prosedur pengendalian secara teoritis dengan SPI yang tertuang di dalam SOP yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan SPI perusahaan. Untuk analisis kuantitatif, penulis menggunakan statistical sampling untuk menguji tingkat keefektifan SPI yang dilaksanakan perusahaan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa SPI yang dilaksanakan pada PT Wijaya Karya Beton Boyolali adalah kuat. Hal ini ditunjukkan pada SOP terdapat kekuatan-kekuatan yang terdeteksi di dalam setiap prosedur pengendalian intern persediaan bahan baku. SPI yang diterapkan pada PT WIKA cukup efektif dan dapat diandalkan. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil pengujian kepatuhan dengan attribute sampling model stop-or-go sampling pada tingkat keyakinan (R%) = 95?n tingkat ketelitian tertinggi yang diharapkan sebesar 5% terhadap 60 sampel SPPM, SPB, BAPB dan BPM, dari tanggal 1 Januari 2006 sampai dengan tanggal 30 Desember 2006. Hasil yang diperoleh adalah AUPL=DUPL sebesar 5%, yang berarti SPI persediaan bahan baku pada PT WIKA yang diuji tersebut sudah efektif. Penggabungan fungsi penerimaan barang, penyimpanan dan pengeluaran barang di dalam satu fungsi yaitu fungsi gudang pada PT WIKA juga bukan merupakan kelemahan di dalam sistem tersebut, karena di dalam prosedur penerimaan barang terdapat satu fungsi yang independen (fungsi Tehnik dan Mutu) yang bertugas untuk memeriksa standar mutu di dalam penerimaan barang. Untuk pengendalian pengeluaran barang dari fungsi gudang dilakukan dengan melakukan cross check antara laporan pengeluaran bahan baku dari fungsi gudang dengan jumlah barang yang diproduksi untuk melihat penyimpangan yang terjadi. Tidak adanya review kinerja yang tertuang di dalam SOP bukan merupakan kelemahan pada SPI, karena di dalam pelaksanaannya, review kinerja telah dilaksanakan secara periodik di dalam setiap seksi yang ada untuk mengurangi penyimpangan yang mungkin terjadi di dalam pelaksanaannya.