Abstrak


Analisis Penyerapan Tenaga Kerja dalam Industri Manufaktur di Propinsi Jawa Barat Tahun 2002 (Pendekatan Keterkaitan antar Sektor Menggunakan Model Input Output)


Oleh :
Gita Lestari - F1102014 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya keterkaitan ke belakang dan keterkaitan ke depan sektor industri manufaktur Jawa Barat tahun 2002 dalam hal penyerapan kerja. Melalui tabel input-output Jawa Barat 2000 diketahui bahwa untuk sektor industri manufaktur yang memiliki nilai koefisien input tertinggi adalah industri kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik (0,41055), dan industri tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki (0,36940).Untuk menghitung besarnya keterkaitan ke belakang dan ke depan dari kedua sektor tersebut industri dipilih sub sektor industri kimia dasar (dari sektor industri kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik) dan industri tekstil (dari sektor industri tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki) karena memiliki nilai koefisien input paling tinggi. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa besarnya keterkaitan ke belakang sektor industri manufaktur dari sub sektor yang dipilih adalah 665.108 tanaga kerja, yang diperoleh dari 664.608 tenaga kerja sektor industri tekstil dan 500 orang tenaga kerja dari sektor industri kimia dasar. Sedangkan untuk keterkaitan ke depannya yaitu sebesar 571.604 orang tenaga kerja, yang diperoleh dari 530.633 orang tenaga kerja sektor industri tekstil, dan 40.971 orang tenaga kerja sektor industri kimia dasar. Jadi jumlah seluruh tenaga kerja yang mampu diserap industri manufaktur dari kedua sektor tersebut adalah 1.236.712 orang tenaga kerja. Melihat besarnya nilai keterkaitan ke belakang dan ke depan, pemerintah Propinsi Jawa Barat sebaiknya memprioritaskan pengembangan sektor industri kimia dasar dan industri tekstil. Dan dengan melihat besarnya tenaga kerja yang mampu diserap industri tekstil dari perkebunan kapas, sebaiknya pemerintah mempertimbangkan untuk membuka lahan perkebunan kapas sendiri sebagai upaya mengoptimalkan lahan potensial yang belum digunakan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna untuk mendorong produktifitasnya