Abstrak


Studi Implementasi Program Percepatan (Akselerasi) pada Pembelajaran Matematika di Madrasah Tsanawiyah (MTs) (Studi pada Kelas VIII Akselerasi Semester Genap Madrasah Tsanawiyah Assalaam Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007)


Oleh :
Otong Sugiarto - K1301056 - Fak. KIP

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah (i) Mengetahui bagaimana upaya guru mengadakan variasi dan mengelola kelas akselerasi pada pembelajaran matematika di Madrasah Tsanawiyah, (ii) Mengetahui hambatan yang dihadapi guru dalam mengadakan variasi dan mengelola kelas akselerasi pada pembelajaran matematika di Madrasah Tsanawiyah. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah guru matematika yang mengajar kelas VIII akselerasi dan siswa kelas VIII akselerasi. Jumlah guru yang menjadi objek penelitian ada 2 orang. Kelas yang diobservasi 2 kelas, kelas akselerasi putra dan putri, sedangkan jumlah siswa ada 16 orang siswa putra dan 15 orang siswa putri. Teknik pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Metode observasi, angket, dan wawancara guru digunakan untuk mengetahui bagaimana upaya dan hambatan guru dalam mengadakan variasi dan mengelola kelas. Metode angket dan wawancara siswa sebagai umpan balikan dan pelengkap informasi. Sedangkan metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui deskripsi objek penelitian. Teknik analisis data meliputi tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: (i) Upaya guru dalam mengadakan variasi, baik kelas akselerasi putra maupun putri dilakukan terhadap tiga komponen, yaitu: variasi gaya mengajar, variasi penggunaan media dan bahan ajar, dan variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Untuk variasi gaya mengajar dilakukan melalui penggunaan variasi suara, perubahan mimik dan gerak, pemberian waktu hening dalam pembicaraan, melakukan kontak pandang, perubahan posisi, dan pemberian penekanan pada butir yang penting. Hambatan yang dihadapi adalah kesulitan siswa memahami pokok bahasan, kondisi siswa dan guru yang kurang mendukung. Untuk variasi penggunaan media, guru menggunakan jika siswa dirasa benar-benar membutuhkan atau punya maksud tertentu. Hambatan yang dihadapi ialah terkadang media yang dibutuhkan di sekitar tidak ada, sehingga harus membuatnya sendiri. Untuk variasi bahan ajar, guru menggunakan literatur lain selain buku pegangan siswa dan diskusi dengan guru. Hambatan yang dihadapi ialah terbatasnya waktu. Untuk variasi pola interaksi dan kegiatan siswa sudah terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Hambatan yang dihadapi ialah siswa tidak siap dan paham benar terhadap materi, kondisi siswa yang kurang mendukung, dan waktu belajar yang singkat. (ii) Upaya guru dalam mengelola kelas akselerasi putra maupun putri dilakukan terhadap dua komponen, yaitu: menciptakan kondisi belajar optimal dan pengembalian kondisi belajar optimal. Upaya guru dalam menciptakan kondisi belajar optimal dilakukan melalui beberapa cara, yaitu: pertama, menunjukkan sikap tanggap dengan memandang siswa secara seksama, gerak mendekati, memberi pernyataan, dan pemberian reaksi terhadap gangguan dan ketidakacuhan siswa. Hambatan yang dihadapi adalah tidak semua siswa benar-benar paham terhadap materi dan sikap tanggap yang diberikan guru, ada siswa yang tidak jera ketika diberikan teguran bahkan pendendam. Kedua, membagi perhatian dipayakan merata tidak pilih kasih sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa. Hambatan yang dihadapi adalah guru tidak hafal semua nama dan karakteristik masing-masing siswa. Ketiga, memusatkan perhatian kelompok dengan menyiapkan terlebih dahulu, menciptakan dan mengarahkan perhatian, serta menyusun komentar. Hambatan yang dihadapi ialah siswa tidak siap benar terhadap materi maupun apa yang seharusnya dilakukan, ada siswa yang ingin menonjol, dan kurangnya perhatian siswa. Keempat, menuntut tanggungjawab siswa dengan menyuruh siswa lain mengenai rekannya dan menyuruh siswa menunjukkan pekerjaannya. Hambatan yang dihadapi ialah tugas siswa di luar jam sekolah yang sudah banyak dan adanya siswa yang tidak mau mengerjakan tugasnya. Kelima, memberikan petunjuk yang jelas diberikan kepada siswa secara individu maupun seluruh siswa sebagai satu kelompok dengan singkat dan jelas. Hambatan yang dihadapi adalah ada anak yang tidak suka matematika dan mengalami kesulitan dalam memahami materi. Keenam, memberikan teguran dilakukan dengan mennggunakan isyarat dan lisan diupayakan mendidik, tidak menyinggung perasaan. Hambatan yang dihadapi adalah penyalahtafsiran siswa terhadap teguran guru sebagai sikap kurang suka guru kepada siswa dan adanya siswa yang tidak jera bahkan pendendam. Ketujuh, memberikan penguatan dilakukan secara verbal, dengan mimik dan gerak, dengan sentuhan, gerak mendekati, dan kegiatan yang menyenangkan. Hambatan yang dihadapi adalah banyaknya jam mengajar guru, sehingga sulit untuk berusaha mengenal dan memahami karakteristik siswa, kondisi siswa yang kurang fit. Untuk pengembalian kondisi belajar optimal, terhadap kenakalan siswa yang berlebihan, guru berencana memberikan sanksi yang diupayakan bersifat mendidik. Hambatan yang dihadapi terkadang anak tidak jera bahkan ada yang pendendam, penyalahtafsiran siswa terhadap nasehat guru, dan bagaimana memberikan sanksi yang sifatnya mendidik. Upaya dan hambatan yang dihadapi guru dalam mengajar kelas akselerasi putra maupun putri pada dasarnya hampir sama, hanya saja metodenya yang berbeda. Disamping itu untuk kelas akselerasi putri, karena yang mengajar guru putra, maka ada batasan-batasan yang harus diperhatikan.