Abstrak


Studi Kasus Harga Diri pada Penyandang Tuna Daksa Dewasa Awal Akibat Kecelakaan


Oleh :
Duhita Laksmi Husnul Chotimah - G0111022 - Fak. Kedokteran

ABSTRAK
 Harga diri merupakan penilaian atau evaluasi yang dilakukan oleh 
individu terhadap dirinya sendiri, baik penilaian positif maupun negatif sehingga
individu mampu menilai seberapa mampu, berharga dan pentingnya diri.
Kecelakaan merupakan salah satu penyebab individu mengalami perubahan fisik
yang cepat dan signifikan. Korban kecelakaan yang mengalami perubahan fungsi
tubuh atau kehilangan anggota tubuh sering disebut penyandang tuna daksa.
Perubahan fisik yang terjadi dapat berdampak pada proses pembentukan harga diri
setelah mengalami kecelakaan.
 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, memahami, dan menganalisis
harga diri yang dimilik oleh penyandang tuna daksa dewasa awal akibat
kecelakaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain studi
kasus yang diharapkan dapat menggali fokus penelitian secara mendalam. Subjek
penelitian ini adalah satu subjek perempuan yang kehilangan salah satu anggota
tubuh, sudah menikah dan memiliki anak, satu subjek laki-laki yang kehilangan
fungsi anggota tubuh dan belum menikah yang berusia 20-40 tahun. Metode
pengambilan data yang digunakan adalah riwayat hidup, wawancara, observasi,
dan skala.
 Kedua subjek mengalami kecelakaan pada tiga tahun silam.  Tanggapan
kedua subjek terhadap hilangnya fungsi dan anggota tubuh adalah merasa rendah
diri dan tidak berguna. Dampak psikologis yang ditimbulkan adalah depresi.
Subjek D bahkan sempat berpikir untuk mati daripada harus menanggung kondisi
fisik seperti saat ini. Ketunaan yang dimiliki oleh kedua subjek berpengaruh pada
tugas perkembangannya. Subjek W tidak lagi bekerja di pabrik, namun ia masih
dipekerjakan oleh pabrik dalam bentuk pemesanan pola jahit yang dapat ia
kerjakan di rumah. Subjek D berhenti dari sekolah tinggi dan band, ia
memutuskan untuk membuka penyewaan play station dan menjual makanan
ringan.
 Ketunaan yang mereka alami membuat kedua subjek membandingkan diri
mereka sebelum dan sesudah kecelakaan. Perubahan fisik yang mereka alami
membuat mereka merasa tidak mandiri, tidak berguna, tidak beruntung, dan
bahkan kecewa dengan fisik mereka saat ini.
 Ketunaan yang mereka alami merupakan hal yang pertama dilihat oleh
orang lain sehingga akan timbul penilaian-penilaian dari orang lain. Penilaian
yang diberikan oleh kedua subjek merupakan penilaian yang cenderung membawa
nilai positif terhadap kedua subjek. Banyak orang yang justru merasa iba dan
ingin membantu mereka. 
 Segala aktivitas yang mereka lakukan setelah mengalami kecelakaan akan
dijadikan evaluasi terhadap kesuksesan dan kegagalan mereka. Kesuksesan yang
dialami subjek W adalah dengan membantu orang lain belajar keterampilan
menganyam tanpa memungut biaya, masih dapat bekerja dan mendapat
penghasilan, dan dapat menghidupi dan menyekolahkan anaknya. Kesuksesan
yang dialami subjek D adalah dengan berjualan  ia dapat membuktikan bahwa
dirinya masih mampu melakukan sesuatu, Ibu dan kedua adiknya mendudukkan
dirinya sebagai orang yang dihormati di dalam keluarga. 
Hasil penelitian ini menggambarkan proses pembentukan harga diri pada
kedua subjek yang memiliki ketunaan. Faktor yang kuat mempengaruhi
pembentukan harga diri positif pada subjek adalah kekuatan personal subjek,
tanggapan positif yang kuat dari lingkungan dan keberhasilan subjek mencapai
kesuksesan. Keberhasilan subjek mencapai kesuksesan memberikan bukti nyata
bahwa dalam kondisi sebagai tuna daksa, subjek masih berguna bahkan bagi
orang lain. Sebelum menjadi tuna daksa, subjek W adalah pejuang dalam rumah
tangga, mengambil peranan kepala rumah tangga atas lemahnya fungsi suami dan
ayah. Subjek merupakan individu yang ikhlas dan berbuat tanpa pamrih. Subjek D
merupakan individu yang sangat puas dengan keadaan dirinya, mandiri dan
memiliki kontribusi dan mengambil peran kepala rumah tangga setelah ayahnya
meninggal.
 
Kata kunci: harga diri, penyandang tuna daksa, dewasa awal, kecelakaan.