;

Abstrak


Analisis indeks kekeringan thornthwaite mather dan arahan jadwal tanam padi untuk adaptasi bencana kekeringan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah Implementasi Sebagai Modul Pembelajaran Kelas X SMA pada Materi Mitigasi dan Adaptasi Bencana Alam


Oleh :
Arfita Rahmawati - S881408001 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui tingkat kekeringan berdasarkan
klasifikasi indeks kekeringan menurut Thornthwaite Mather tahun 2005-2014 di
Kabupaten Grobogan; 2) mengetahui pengaruh kekeringan terhadap produksi padi di
Kabupaten Grobogan; 3) mengetahui arahan jadwal dan pola tanam padi untuk adaptasi
kekeringan di Kabupaten Grobogan; 4) mengimplementasikan hasil penelitian dalam
pembelajaran geografi SMA kelas X berupa modul pembelajaran.
Langkah-langkah penelitian sebagai berikut: 1) Analisis indeks kekeringan
menggunakan klasifikasi indeks kekeringan Thorthwaite Mather yang memerlukan data:
a) ketinggian stasiun pencatat hujan; b) suhu udara sepuluh tahunan yang dimulai dari
tahun 2005-2014; c) letak astronomis stasiun pencatat hujan; d) penggunaan lahan;
e)jenis tanah; f) curah hujan sepuluh tahunan; g) water holding capacity. 2) Untuk
mengetahui pengaruh kekeringan terhadap produksi padi, dengan menggunakan
perbandingan antara hasil produksi padi lima tahunan dengan luas area sawah. 3)
Penentuan jadwal dan pola tanam padi menggunakan analisis runoff dari perhitungan
indeks kekeringan Thortwaite Mather. 4) Pengimplementasian hasil penelitian
dilakukan dengan pembuatan modul pembelajaran terkait mitigasi dan adaptasi bencana
alam.
Hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1) kekeringan terjadi di bulan Juli, Agustus,
dan September. Penyebab kekeringan di Kabupaten Grobogan dipengaruhi nilai APWL
(Accumulation Potential Water Loss). Tingkat kekeringan tinggi disertai dengan nilai
akumulasi potensial air yang hilang dengan nilai tinggi terdapat di bulan Agustus,
sehingga dampak dari kekeringan dapat dirasakan di bulan setelahnya (bulan
September); 2) Kekeringan memberikan pengaruh terhadap hasil produksi padi hal ini
dapat dilihat dari produktivitas di kecamatan-kecamatan yang termasuk tingkat
kekeringan rendah lebih besar daripada yang termasuk tingkat kekeringan sedang
maupun tinggi.; 3)Jadwal tanam padi yang didapatkan dari hasil perhitungan runoff
dimulai pada bulan Desember-April. Pola tanam yang digunakan yaitu padi – palawija –
palawija; 4)Implementasi penelitian dalam pembelajaran geografi SMA kelas X
dilakukan dengan pembuatan modul pembelajaran geografi terkait mitigasi dan adaptasi
bencana alam, menunjukkan ketertarikan siswa terhadap modul sebesar 70,3985 % hal
ini menyatakan bahwa siswa tertarik.
Kata kunci : Indeks kekeringan, Thorthwaite Mather, jadwal tanam, pola tanam padi