ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan dan menjelaskan realisasi pematuhan prinsip kerja sama Grice; (2) mendeskripsikan dan menjelaskan realisasi pelanggaran prinsip kerja sama Grice; dan (3) menjelaskan relevansi prinsip kerja sama Grice sebagai bahan ajar keterampilan berbicara di SMA.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan jenis pendekatan pragmatik. Sumber data penelitian ini adalah dokumen yang berupa transkrip hasil rekaman penggunaan bahasa Indonesia pada diskusi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 4 Surakarta pada pembelajaran bahasa Indonesia. Teknik pengambilan subjek penelitian ini dilakukan dengan sampel bertujuan (purposive sampling). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik sadap. Uji validitas data yang digunakan adalah teknik triangulasi teori prinsip kerja sama Grice dan triangulasi sumber data berupa informan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data menurut Miles dan Huberman yaitu model mengalir.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, pematuhan maksim prinsip kerja sama Grice paling dominan muncul pada maksim kuantitas karena kemampuan berbicara siswa tinggi dan siswa sangat memahami topik yang sedang dibahas. Kedua, pelanggaran maksim prinsip kerja sama Grice paling dominan juga muncul pada maksim kuantitas karena kebutuhan siswa yang ingin memberikan informasi yang sangat jelas, lengkap, dan kemudian diulang dengan tujuan penegasan. Ketiga, prinsip kerja sama Grice baik yang mematuhi maupun melanggar dapat dijadikan sebagai rujukan bahan ajar keterampilan berbicara di SMA karena (1) memberikan rambu-rambu kepada siswa; (2) memberikan pedoman penilaian bagi guru; dan (3) meningkatkan efektivitas proses pembelajaran keterampilan berbicara, khususnya pada kegiatan diskusi.
Kata kunci: pematuhan, pelanggaran, prinsip kerja sama Grice, diskusi, bahan ajar
