Abstrak


Analisis Margin Pemasaran Ayam Pedaging di Kabupaten Karanganyar


Oleh :
Dewi Yulianti - H0814032 - Fak. Pertanian


Pertanian merupakan salah satu sektor penting pembangun perekonomian Indonesia. Salah satu sektor pertanian yang potensial berperan dalam mendukung perekonomian adalah peternakan. Kabupaten Karanganyar merupakan daerah potensial untuk mengembangkan usaha peternakan, khususnya ayam pedaging.
Ayam pedaging merupakan ayam yang memiliki daya produktivitas dalam memproduksi daging. Pemasaran ayam pedaging yang baik dan efisien perlu diusahakan untuk dapat menjamin pemenuhan kebutuhan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola saluran pemasaran ayam pedaging di Kabupaten Karanganyar; mengetahui besar biaya, keuntungan dan margin pemasaran ayam pedaging di Kabupaten Karanganyar serta untuk mengetahui tingkat efisiensi pemasaran ayam pedaging di Kabupaten Karanganyar.
Metode dasar penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis. Lokasi penelitian Kabupaten Karanganyar karena populasi ternak ayam pedaging di Kabupaten Karanganyar paling tinggi diantara ternak lainnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Pengambilan
responden peternak dilakukan dengan metode kebetulan atau accidental sampling sedangkan pengambilan responden lembaga pemasaran dilakukan dengan metode snowball sampling.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 6 saluran pemasaran ayam pedaging di Kabupaten Karanganyar yaitu saluran I: Peternak ? Mitra ? Broker ? Pedagang besar ?Pedagang ecer ?Konsumen, saluran II: Peternak ? Mitra ? Broker ? Pedagang Besar ? Konsumen, saluran III: Peternak ? Mitra ? Broker ? Pedagang Ecer ? Konsumen, saluran IV: Peternak ? Mitra ? Broker ? Pedagang Besar ? Konsumen Luar Kota, saluran V: Peternak ? Mitra ? Broker ? Konsumen Luar Kota da saluran VI: Peternak ? Mitra ? RPA ? Konsumen Luar Kota. Saluran pemasaran yang paling efisien secara ekonomi yaitu saluran pemasaran V karena margin pemasaran paling rendah yaitu 13,75?n farmer’s share tertinggi yaitu 86,25%. Saran yang dapat diberikan yaitu hendaknya peternak mendirikan kelompok ternak, untuk saling bertukar informasi. Selain itu sebaiknya share keuntungan antar lembaga pemasaran dibagi
secara adil sesuai dengan perlakuan yang diberikan selama pemasaran agar tidak
terjadi ketimpangan yang besar.