Abstrak


Implementasi Sekolah Lapang Iklim dan Dosis Pupuk Terhadap Karakter Kimia dan Hasil Jagung Hibrida


Oleh :
Rifqi Ramadhani - H0713156 - Fak. Pertanian

ABSTRAK

Iklim merupakan faktor penting dalam budidaya pertanian. Seiring berjalannya waktu perubahan faktor iklim seperti curah hujan semakin bervariasi setiap tahunnya bahkan sampai pada tingkat yang ekstrim seperti banjir dan kekeringan yang akan berdampak buruk bagi sektor pertanian. Dampak buruk berupa kegagalan panen diperparah karena ketidakmampuan  pelaku usaha tani untuk membaca kondisi curah hujan yang bervariasi bisa berdampak gagal panen. Upaya mengatasi keterbatasan petani dalam pemanfaatan data perkiraan cuaca lokal yang dilakukan Kementrian Pertanian bekerjasama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) adalah menciptakan program Sekolah Lapang Iklim (SLI) yang memfokuskan pembelajaran melalui kegiatan praktek langsung di lapangan tentang pengelolaan agroekosistem dari aspek iklim sehingga petani mampu membaca kondisi iklim dan melaksanakan budidaya pertanian spesifik lokasi untuk meminimalisir penurunan produksi akibat perubahan iklim. BMKG menyatakan bahwa penerapan sistem SLI mampu meningkatkan hasil lebih kurang sebesar 30%. Saat ini masih belum ada kajian secara ilmiah mengenai seberapa besar pengaruh Sekolah Lapang Iklim terhadap faktor penentu hasil tanaman dalam seperti  karakteristik kimia tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman, serta dosis pupuk yang tepat dalam penerapan sistem SLI pada pertanaman jagung hibrida.
Penelitian dilakukan di Desa Wonosari Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar pada bulan Juli sampai Oktober 2016. Analisis sampel tanah dilakukan di laboratorium kimia tanah fakultas pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Data iklim diperoleh dari hasil pengamatan selama penelitian di lapang. Bahan tanaman yang akan digunakan pada penelitian ini adalah benih jagung hibrida P-35, pupuk organik granul, pupuk urea, pupuk SP36 dan pupuk KCl, herbisida, chemicalia.
Penelitian dilakukan dengan rancangan percobaan tersarang dengan dua faktor. Faktor A dua taraf yaitu Sekolah Lapang Iklim (S1) dan Non Sekolah Lapang Iklim (S2) dan faktor B dosis pupuk. Faktor B tersarang pada faktor A, A(B).Faktor dosis pemupukan terdiri dari 6 taraf; T0 (tanpa pupuk); T1 (Pupuk organik 100% + pupuk anorganik 0%);T2(Pupuk organik 75% + pupuk anorganik 25%); T3 (Pupuk organik 50% + pupuk anorganik 50%);T4 (Pupuk organik 25% + pupuk anorganik 75%);T5 (Pupuk organik 0% + pupuk anorganik 100%). Dari perlakuan dosis pupuk diperoleh 6 kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan tersarang pada dua faktor SLI dan non SLI sehingga terdapat 36 petak perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem Sekolah Lapang Iklim meningkatkan P tersedia tanah, K tersedia tanah dan pH tanah, sedangkan dosis pupuk pada sistem SLI menghasilkan bahan organik tertinggi (4,12%). Sistem Sekolah lapang iklim dan dosis pupuk keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap hasil jagung. Rata-rata hasil jagung pada sistem SLI lebih besar (6,495 ton/ha) dibandingkan dengan sistem non SLI (5,382 ton/ha). Imbangan pemupukan  (0 pupuk organik + 100% pupuk anorganik) spada sistem SLI memberikan hasil tertinggi (8,7466 ton/ha)