Abstrak


Peranan Kyai Haji Mas Mansur sebagai Tokoh Muhammadiyah dalam Partisipasi Perjuangan Kemerdekaan RI (1937 – 1945)


Oleh :
Rustam Hadi - K4402515 - Fak. KIP

ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui : 1) Kondisi sosial politik masyarakat Indonesia masa K.H. Mas Mansur memimpin Muhammadiyah. 2) Latar kehidupan sosial keagamaan dan politik K.H. Mas Mansur. 3) Strategi perjuangan K.H. Mas Mansur pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Sejalan dengan tujuan penelitian tersebut, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode historis. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini, studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian, teknik analisa historis yaitu, analisis yang mengutamakan pada ketajaman dalam melakukan interpretasi fakta sejarah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1) Kondisi sosial politik masyarakat Indonesia pada masa kolonial Hindia Belanda tahun 1937 masih terbelakang, dikarenakan sistem kolonialisme yang diterapkan bagi bangsa Indonesia terlalu ketat, dominasi dalam bidang politik, eksploitasi ekonomi, diskriminasi sosial, westernisasi kebudayaan, dan kristenisasi penduduk maka bangsa Indonesia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya mengalami kemerosotan dalam segala aspek kehidupannya, materil maupun spiritual. Keadaan masyarakat yang serba terbelakang itu, sedikit banyak telah mempengaruhi dan mendorong tampilnya K.H. Mas Mansur sebagai pemimpin yang aktif dalam berbagai kegiatan diantaranya; politik, ekonomi, sosial, pendidikan dan lain sebagainya guna melepaskan belenggu kemerosotan bangsanya. 2) K.H Mas Mansur mempunyai latar belakang keluarga dan pendidikan yang religius, pengalamannya belajar di Timur Tengah yang ketika itu ide pembaharuan sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat berpengaruh besar dalam jiwanya, sehingga sedikit banyak mewarnai pola perjuangan dan pemikirannya. 3) Kyai Haji Mas Mansur melakukan perjuangan dengan dua strategi. Strategi yang pertama yaitu perjuangan dalam bidang politik. Strategi kedua yaitu dengan cara mengeluarkan ide dan pokok-pokok pikiran yang mempunyai tujuan berusaha menanamkan rasa nasionalisme di dalam jiwa masyarakat Indonesia, serta menyampaikan kritik-kritik terhadap kebijakan pemerintah kolonial.