Abstrak


Uji Toksisitas Akut dan Subkronis Sediaan Snedds (Self Nanoemulsifying Drug Delivery System) dari Ekstrak Etil Asetat Daun Salam dengan Vco (Virgin Coconut Oil) sebagai Fase Minyak


Oleh :
Rochman Isham Alamsyah - M0613037 - Fak. MIPA

ABSTRAK
Tanaman obat asli Indonesia yaitu daun salam (Syzygium polyanthum) banyak digunakan sebagai alternatif terapi diabetes. Sediaan dalam betuk ekstrak memiliki efek terapi kurang optimal, maka dari itu dibuat sediaan SNEDDS ektrak etil asetat daun salam. Untuk mengetahui potensi dari SNEDDS ekstrak etil asetat daun salam dilakukan uji toksisitas akut maupun subkronis.
Uji toksisitas yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental, meliputi uji toksisitas akut dan subkronis. Hewan uji yang digunakan memakai tikus jantan galur Wistar. Uji toksisitas akut memakai 5 kelompok terdiri dari 1 kelompok kontrol dan 4 kelompok dosis SNEDDS dengan variasi kelompok dosis 48 mg/KgBB, dosis 240 mg/KgBB, 1200 mg/KgBB, dan 6000 mg/KgBB, sedangkan untuk uji toksisitas subkronis dengan 1 kelompok kontrol dan 3 kelompok dosis SNEDDS dengan variasi kelompok dosis 91,75 mg/KgBB, dosis 183,5 mg/KgBB, dan 367 mg/KgBB. Lama waktu pengamatan pada uji toksisitas akut selama 14 hari sedangkan untuk uji toksisitas subkronis selama 28 hari dengan pemberian sediaan SNEDDS secara berkelanjutan.
Hasil penelitian dari uji toksisitas akut menunjukkan adanya gejala toksik dan mendapatkan nilai LD50 dari sediaan SNEDDS ekstrak etil asetat daun salam sebesar 1409,289 mg/KgBB yang termasuk kategori sedikit toksik. Sedangkan untuk hasil uji toksisitas subkronis yang dilihat dari uji dosis 367 mg/KgBB menunjukkan rerata total kerusakan sel paling besar yaitu 34%.

Kata kunci: Daun salam (Syzygium polyanthum), ekstrak etil asetat daun salam, SNEDDS, toksisitas akut, toksisitas subkronis