;

Abstrak


Hubungan Kadar Serum Gamma-Glutamyltransferase dengan Derajat Keparahan pada Pasien Stroke Iskemik Fase Akut di Rsud Dr. Moewardi Surakarta


Oleh :
Dina Imelda - S551302001 - Fak. Kedokteran

ABSTRAK


Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di Indonesia. Prevalensi stroke non hemoragik di Jawa Tengah pada tahun 2012 sebesar 0,07 lebih rendah dibanding tahun  2011 (0,09%). Prevalensi tertinggi adalah kota Salatiga sebesar
1,16%. Banyak pasien stroke yang tidak dapat atau terganggu dalam pekerjaan sehari-hari dan sebanyak 20?ri pasien stroke yang selamat sangat tergantung pada orang lain. Pasien yang mengalami stroke iskemik fase akut terjadi proses inflamasi juga dikarenakan adanya stress oksidatif. Selama ini banyak biomarker stress oksidatif telah dipelajari, antara lain pengukuran lipid, DNA, dan protein oksidasi. Peningkatan reaksi oksidatif juga meningkatkan kadar serum gamma- glutamyltransferase (GGT) yang diduga sebagai penanda awal reaksi oksidatif. Penelitian terbaru menyatakan adanya hubungan positif antara peningkatan kadar serum GGT dan derajat keparahan yang buruk setelah peristiwa stroke iskemik. Peneliti ingin mengetahui hubungan GGT dengan derajat keparahan pasien stroke iskemik fase akut sehingga memberikan petunjuk sebagai prediktor derajat keparahan. Desain penelitian dengan cross sectional, menggunakan teknik purposive sampling. Subyek penelitian adalah pasien stroke iskemik fase akut rawat inap bagian saraf di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jumlah subyek penelitian  menurut  perhitungan  minimal  51  orang.  Derajat  keparahan  stroke dinilai  dengan  National  Institute  of  Health  Stroke  Scale  (NIHSS).  Analisis statistik menggunakan analisis regresi linier dengan tingkat kepercayaan 95%, signifikan bila p < 0 xss=removed>Simpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara GGT dengan derajat keparahan pada stroke iskemik fase akut di RSUD dr. Moewardi Surakarta.

Kata kunci : Stroke iskemik fase akut, GGT, NIHSS