Abstrak


Penerapan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI MIA 1 SMAN 2 Karanganyar pada materi suhu, kalor dan perpindahan kalor


Oleh :
Chyta Anindhyta - K2315017 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2018/2019 melalui penerapan Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, and Repetition) pada materi Suhu, Kalor, dan Perpindahan Kalor. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kemmis dan Mc. Taggart, dan model kolaboratif yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 36 siswa, dan objek penelitian adalah kemampuan berpikir kritis siswa. Indikator kemampuan berpikir kritis yang diteliti adalah, 1) memberikan penjelasan dasar, 2) memberikan dasar untuk suatu keputusan), 3) menyimpulkan, 4) membuat penjelasan lebih lanjut, 5) memberikan tanggapan dan integrasi /strategi dan taktik. Indikator ketercapaian yaitu minimal skor 75 dengan peningkatan kategori sedang. Data penelitian diperoleh dari hasil tes, angket dan wawancara. Validasi data menggunakan teknik triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran AIR dengan menggunakan tiga langkah pendekatan yaitu auditory, intellectually, and repetition. dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2018/2019. Hal tersebut dapat dilihat dari Siklus 1 yang menunjukan bahwa dari 5 indikator kemampuan berpikir kritis masih terdapat tiga indikator kemampuan berpikir kritis yang belum mencapai target yaitu pada indikator menyimpulkan (inference), membuat penjelasan lebih lanjut (advanced clarification), dan indikator memberikan tanggapan dan integrasi /strategi dan taktik (supposition and integration) hanya mampu memperoleh nilai kurang dari 75 dengan kategori peningkata sedang, sedangkan pada siklus II semua indikator berhasil mencapat target yaitu melampaui skor 75 dengan peningkatan kategori tinggi pada semua indicator, dimana nilai peningkatan kemampuan berpikir kritis dari siklus 1 yang hanya mencapai 0,49 pada siklus selanjutnya meningkat hingga mencapai n-gain sebesar 0,79