;

Abstrak


Struktur komunitas flora dan fauna serta tingkat kerusakan mangrove di Pancer Cengkrong kabupaten Trenggalek


Oleh :
Niken Sawitri - S901608014 - Sekolah Pascasarjana

Mangrove merupakan hutan yang habitatnya di daerah perairan, ekosistem pantai, dan merupakan sumber daya alam yang sangat potensial. Ekosistem mangrove memiliki peranan ekologi, social-ekonomi, dan sosial-budaya yang sangat penting.Mangrove di Kabupaten Trenggalek mengalami degradasi akibat adanya penebangan pohon dan konversi menjadi area tambak budidaya ikan maupun udang. Kondisi ini mempengaruhi strukur flora dan fauna akuatik mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas flora dan fauna mangrove, tingkat kerusakan mangrove, hubungan antara keanekaragaman flora dan fauna dengan kunjungan wisata mangrove, dan pengaruh factor fisika dan kimia terhadap flora dan fauna mangrove di Kabupaten Trenggalek. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2017 di lokasi yang ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu stasiun 1 (daerah pemukiman), stasiun 2 (daerah tempat wisata), dan stasiun 3 (daerah tambak). Pengataman komunitas flora dengan metode garis berpetak. Pengamatan fauna akuatik mangrove dengan metode removel sampling. Hubungan antara flora dan fauna akuatik diketahui melalui penyebaran kuesioner. Pengaruh faktor fisika dan kimia lingkungan terhadap flora dan fauna akuatik dianalisis dengan uji korelasi dan regresi. Dari penelitian diketahui bahwa struktur komunitas flora mangrove di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur termasuk dalam kategori baik yang terdiri dari 16 famili dan 22 spesies dengan Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi yaitu Rhizophora apiculata berupa pancang sebesar 108,74% di wilayah ekowisata dan INP terendah adalah Excoecaria agallocha berupa semai sebesar 5,51%. Struktur komunitas fauna akuatik mangrove termasuk dalam kategori sedang yang terdiri dari 18 famili dengan 30 spesies dengan INP tertinggi yaitu Faunus ater sebesar 76,99% di wilayah ekowisata dan INP terendah yaitu Alpheus microrhynchus sebesar 2,28% diwilayah pemukiman. Tingkat kerusakan mangrove di Kabupaten Trenggalek untuk pancang dan semai termasuk kategori baik (sangat padat) sedangkan untuk pohon termasuk kategori jarang. Terdapat hubungan baik antara tempat wisata mangrove dengan pengunjung wisata. Perubahan faktor fisika dan kimia lingkungan memberikan pengaruh yang kecil untuk perubahan keanekaragmana flora dan fauna akuatik mangrove