Abstrak


Strategi Komunikasi Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Boyolali Dalam Melakukan Sosialisasi Penyakit HIV/AIDS di Kabupaten Boyolali


Oleh :
Kristandyo Dwi Nugroho - D1215027 - Fak. ISIP

Angka persebaran HIV/AIDS di Boyolali secara kumulatif hingga tahun 2017 meningkat dengan jumlah 403 jiwa. Letak Boyolali yang strategis di antara kota Semarang dengan penderita HIV/AIDS sebanyak 4481 jiwa dan kota Solo sebanyak 2724 jiwa. Jumlah penderita di Boyolali jauh di bawah dua kota tersebut, namun dengan grafik yang meningkat dan letak Boyolali yang strategis apabila tidak ditangani dengan baik dikhawatirkan meledak angka persebarannya seperti dua kota tersebut. Pemerintah dalam memerangi persebaran penyakit tersebut membentuk Komisi Penanggulangan Aids yang tersebar hingga ke daerah salah satunya adalah Boyolali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan Komisi Penanggulangan Aids kabupaten Boyolali dalam melakukan sosialisasi penyakit HIV/AIDS di kabupaten Boyolali.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualittatif dengan menggunakan tahapan rumusan perancangan strategi komunikasi mulai dari mengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode dan menentukan media dan juga dengan teori yang dikemukakan Harold Lasswell dengan menjawab pertanyaan Who? Says What? in Which Channel? To Whom? With What Effect? Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data primer, berupa wawancara dan data sekunder berupa dokumentasi dan data perkembangan penyakit HIV/AIDS dari Dinas Kesehatan kab. Boyolali dan KPAK Boyolali. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, kecenderungan peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam. 4 informan tersebut diantaranya sekretaris I Komisi Penanggulangan Aids kabupaten Boyolali, petugas kesehatan dengan jabatan sebagai Pengelola Program Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Boyolali, Pengelola program KPAK Boyolali, dan juga seorang penyuluh dari puskesmas Boyolali II.

Dalam tahap mengenal khalayak, komunikan dibagi berdasarkan kelompok umur dan populasi kunci. Komunikator adalah petugas kesehatan, penyusunan pesan dilakukan penyesuain materi pesan yang akan disampaikan berdasarkan komunikannya. Metode yang digunakan redudancy, canalizing, informatif, persuasif, educative. Media yang digunakan KPAK Boyolali software power point, film,website, internet, leaflet, stiker, poster, kalender, standing banner dan mmt/spanduk. Monitoring dan evaluasi dilakuan dengan rapat koordinasi yang rutin dilakukan dengan Dinas Kesehatan Boyolali, LSM mitra KPAK, fasilitas pelayanan kesehatan di Boyolali dan Organisasi Perangkat Daerah terkait.

Kata Kunci: Strategi Komunikasi, HIV/AIDS, Komisi Penanggulangan Aids.