;

Abstrak


Eksperimentasi Model Pembelajaran Circuit Learning dan Model Problem Posing Berbasis Higher Order Thinking Skill Terhadap Kemampuan Penyelesaian Masalah Matematika dan Sikap Terhadap Matematika Pada Materi Bangun Datar Ditinjau dari Kecerdasan Logis Matematis Siswa Kelas VII Kabupaten Sleman


Oleh :
Rosaini - S851702027 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui manakah yang memberikan kemampuan penyelesaian masalah matematika yang lebih baik, model circuit learning berbasis higher order thinking skills, model problem posing berbasis higher order thinking skills, atau pembelajaran langsung, 2) mengetahui manakah yang memberikan sikap terhadap matematika yang lebih baik, model circuit learning berbasis higher order thinking skills, model problem posing berbasis higher order thinking skills, atau pembelajaran langsung, 3) mengetahui manakah yang memberikan kemampuan penyelesaian masalah lebih baik antara siswa dengan kecerdasan logis matematis tinggi, sedang, atau rendah, 4) mengetahui manakah yang memberikan sikap terhadap matematika yang lebih baik antara siswa dengan kecerdasan logis matematis tinggi, sedang, atau rendah, 5) mengetahui pada masing-masing tingkat kecerdasan logis matematis, manakah yang memberikan sikap terhadap matematika lebih baik pembelajaran model circuit learning berbasis higher order thinking skills, model problem posing berbasis higher order thinking skills, atau pembelajaran langsung, 6) mengetahui pada masing-masing tingkat kecerdasan logis matematis, manakah yang memberikan kemampuan penyelesaian masalah matematika lebih baik pembelajaran model circuit learning  berbasis higher order thinking skills, model problem posing berbasis higher order thinking skills, atau pembelajaran langsung, 7) mengetahui pada masing-masing pembelajaran (model circuit learning berbasis higher order thinking skills, model problem posing berbasis higher order thinking skills, dan pembelajaran langsung). Manakah yang memberikan kemampuan penyelesaian masalah lebih baik, siswa dengan kecerdasan logis matematis tinggi, sedang, atau rendah, 8) mengetahui pada masing-masing pembelajaran (model circuit learning berbasis higher order thinking skills, model problem posing berbasis higher order thinking skills, dan pembelajaran langsung). Manakah yang memberikan sikap terhadap matematika yang lebih baik, siswa dengan kecerdasan logis matematis tinggi, sedang, atau rendah.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan populasi seluruh siswa kelas VII SMP Negeri di Kabupaten Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018. Sampel penelitian berjumlah 273 siswa yang diambil menggunakan teknik stratified cluster random sampling. Instrumen yang digunakan dalam pengolahan data adalah tes kemampuan penyelesaian masalah dan angket sikap terhadap matematika. Pengujian hipotesis menggunakan uji MANOVA dua jalan sel tak sama dengan taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil penelitian, maka disimpulkan sebagai berikut: 1) pada kemampuan penyelesaian masalah, model pembelajaran CLH memberikan kemampuan penyelesaian masalah yang sama dengan model pembelajaran PPH tetapi model pembelajaran CLH memberikan kemampuan penyelesaian masalah yang lebih baik daripada pembelajaran langsung. Model pembelajaran PPH memberikan kemampuan penyelesaian masalah yang lebih baik daripada langsung, 2) pada sikap terhadap matematika, model pembelajaran CLH memberikan sikap terhadap matematika yang sama dengan model pembelajaran PPH dan model pembelajaran CLH memberikan sikap terhadap matematika yang sama dengan pembelajaran langsung. Model pembelajaran PPH memberikan sikap terhadap matematika yang lebih baik daripada langsung, 3) pada kemampuan penyelesaian masalah kecerdasan logis matematis tinggi memiliki kemampuan penyelesaian masalah lebih baik daripada siswa dengan kecerdasan logis sedang, dan lebih baik daripada siswa dengan kecerdasan logis matematika rendah. Siswa dengan kecerdasan logis matematis sedang memiliki kemampuan penyelesaian masalah yang sama dengan siswa kecerdasan logis matematis rendah, 4) pada sikap terhadap matematika, siswa dengan kecerdasan logis matematis tinggi memiliki sikap terhadap matematika lebih baik daripada siswa dengan kecerdasan logis sedang, dan lebih baik daripada siswa dengan kecerdasan logis matematika rendah. Siswa dengan kecerdasan logis matematis sedang memiliki sikap terhadap matematika yang sama dengan siswa kecerdasan logis matematis rendah, 5) pada model pembelajaran CLH, PPH, dan Pembelajaran Langsung, siswa dengan kecerdasan logis matematis tinggi mempunyai kemampuan penyelesaian yang lebih baik daripada siswa dengan kecerdasan logis matematis sedang dan rendah, sementara siswa dengan kecerdasan logis matematis sedang memiliki kemampuan penyelesaian masalah yang sama baiknya dengan siswa kecerdasan logis rendah, 6) pada model pembelajaran CLH, PPH, dan Pembelajaran Langsung, siswa dengan kecerdasan logis matematis tinggi mempunyai sikap terhadap matematika yang lebih baik daripada siswa dengan kecerdasan logis matematis sedang dan rendah, sementara siswa dengan kecerdasan logis matematis sedang memiliki sikap terhadap matematika yang sama baiknya dengan siswa kecerdasan logis rendah, 7) pada tingkat kecerdasan logis matematis tinggi, sedang, dan rendah, model pembelajaran model pembelajaran CLH memberikan kemampuan penyelesaian yang sama baiknya denngan model pembelajaran PPH tetapi lebih baik daripada pembelajaran langsung, sementara model pembelajaran PPH memberikan kemampuan penyelesaian masalah yang lebih baik dibandingkan pembelajaran langsung, dan 8) pada tingkat kecerdasan logis matematis tinggi, sedang, dan rendah, model pembelajaran CLH memberikan sikap terhadap matematika yang sama dengan model pembelajaran PPH dan Pembelajaran Langsung, sementara model pembelajaran PPH memberikan sikap terhadap matematika yang lebih baik dibandingkan Pembelajaran Langsung.

Kata Kunci: circuit learning,  problem posing, HOTS, kemampuan penyelesaian masalah, sikap terhadap matematika, kecerdasan logis matematis, bangun datar