;

Abstrak


Eksperimentasi Model Thinking Aloud Pairs Problem Solving, Two Stay Two Stray, dan Discovery Learning pada Prestasi Belajar Matematika dan Disposisi Matematika Ditinjau dari Adversity Quotient Siswa SMK di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta


Oleh :
Muhammad Darmawan Dewanto - S851702022 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) manakah yang menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik, siswa yang dikenai model TAPPS, TSTS, atau DL, (2) manakah disposisi matematika siswa lebih baik, siswa yang dikenai model TAPPS, TSTS atau DL, (3) manakah prestasi belajar lebih baik, siswa AQ climbers, campers, atau quitters, (4) manakah disposisi matematka siswa lebih baik, siswa AQ climbers, campers, atau quitters, (5) pada masing-masing model pembelajaran, manakah prestasi belajar lebih baik, siswa AQ tipe climbers, campers, atau quitters, (6) pada masing-masing model pembelajaran, manakah disposisi matematika siswa yang lebih baik, siswa dengan AQ tipe climbers, campers, atau quitters, (7) pada masing-masing kategori AQ, manakah prestasi belajar yang lebih baik, model TAPPS, TSTS atau DL, (8) pada masing-masing kategori AQ, manakah disposisi matematika siswa yang lebih baik, model TAPPS, TSTS, atau DL.

       Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental desain faktorial 33. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK di Kabupaten Gunungkidul. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah stratified cluster random sampling menghasilkan tiga SMK. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan metode dokumentasi, tes prestasi belajar matematika, angket disposisi matematika dan AQ. Teknik analisis data menggunakan analisis MANOVA dua jalan sel tak sama. Analisis selanjutnya dilakukan uji lanjut pasca MANOVA dangan ANAVA dua jalan sel tak sama pada masing-masing variabel terikatnya. Penelitian ini juga dilakukan uji lanjut pasca ANAVA dengan metode Scheffe untuk mengetahui manakah perbedaan efek yang signifikan pada variabel terikatnya.

        Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa, (1) model TSTS menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik daripada model TAPPS dan DL, serta model TAPPS menghasilkan prestasi belajar lebih baik daripada model DL. (2) Model TSTS menghasilkan disposisi matematika sama baiknya dengan model TAPPS. Model TSTS menghasilkan disposisi matematika lebih baik daripada model DL, serta model TAPPS menghasilkan disposisi matematika sama baiknya dengan model DL. (3) Siswa AQ climbers memiliki prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa AQ campers maupun quitters, serta siswa dengan AQ campers memiliki prestasi belajar lebih baik daripada siswa AQ quitters. (4) Siswa AQ climbers menghasilkan disposisi matematika sama baiknya dengan AQ campers. Siswa AQ climbers menghasilkan disposisi matematika lebih baik daripada siswa AQ quitters, serta siswa AQ campers menghasilkan disposisi matematika sama baik dengan AQ quitters. (5a) Pada model TSTS, prestasi belajar siswa  AQ climbers sama baiknya dengan siswa AQ campers maupun quitters. (5b) Pada model TAPPS, prestasi belajar siswa AQ climbers sama baiknya dengan siswa AQ campers, dan prestasi belajar siswa AQ climbers lebih baik daripada siswa AQ quitters, serta prestasi belajar siswa AQ campers sama baiknya dengan siswa AQ quitters. (5c) Pada model DL, prestasi belajar siswa AQ climbers sama baiknya dengan siswa AQ campers, dan prestasi belajar siswa AQ climbers lebih baik dari pada siswa AQ quitters, serta prestasi belajar siswa AQ campers lebih baik daripada siswa tipe AQ quitters. (6a) Pada model TSTS, siswa AQ climbers mempunyai disposisi matematika sama baiknya dengan siswa AQ campers. Siswa AQ climbers mempunyai disposisi matematika lebih baik dengan siswa AQ quitters, serta siswa AQ campers mempunyai disposisi matematika sama baiknya dengan siswa AQ quitters. (6b) Pada model TAPPS, siswa AQ climbers mempunyai disposisi matematika sama baiknya dengan siswa AQ campers. Siswa AQ climbers mempunyai disposisi matematika lebih baik dengan siswa AQ quitters, serta siswa AQ campers mempunyai disposisi matematika sama baiknya dengan siswa AQ  quitters. (6c) Pada model DL, siswa AQ climbers mempunyai disposisi matematika sama baiknya dengan siswa AQ campers. Siswa AQ climbers mempunyai disposisi matematika lebih baik dengan siswa AQ quitters, serta siswa AQ campers mempunyai disposisi matematika sama baiknya dengan siswa AQ quitters. (7a) Pada siswa AQ climbers, model TSTS menghasilkan prestasi belajar matematika sama baiknya dengan model TAPPS. Model TSTS menghasilkan prestasi belajar lebih baik daripada model DL, serta model TAPPS menghasilkan prestasi belajar sama baik dengan model DL. (7b) Pada siswa AQ campers, model TSTS menghasilkan prestasi belajar matematika sama baiknya dengan model TAPPS dan DL. (7c) Pada siswa AQ quitters, model TSTS menghasilkan prestasi belajar matematika sama baiknya dengan model TAPPS. Model TSTS menghasilkan prestasi belajar lebih baik daripada model DL, serta model TAPPS menghasilkan prestasi belajar sama baiknya dengan model DL. (8a) Pada siswa AQ climbers, model TSTS menghasilkan disposisi matematika sama baiknya dengan siswa dikenai model TAPPS. Model TSTS menghasilkan disposisi matematika lebih baik daripada siswa dikenai model DL, serta model TAPPS menghasilkan disposisi matematika sama baiknya dengan siswa yang dikenai model DL. (8b) Pada siswa AQ campers, model TSTS menghasilkan disposisi matematika sama baiknya dengan siswa dikenai model TAPPS. Model TSTS menghasilkan disposisi matematika lebih baik daripada siswa dikenai model DL, serta model TAPPS menghasilkan disposisi matematika sama baiknya dengan siswa dikenai model DL. (8c) Pada siswa AQ quitters, model TSTS menghasilkan disposisi matematika sama baiknya dengan siswa dikenai model TAPPS. Model TSTS menghasilkan disposisi matematika lebih baik daripada siswa dikenai model DL, serta model TAPPS menghasilkan disposisi matematika sama baiknya dengan siswa dikenai model DL.

Kata Kunci:  Thinking Aloud Pairs Problem Solving, Two Stay Two Stray, Discovery Learning, Adversity Quotient, Prestasi Belajar Matematika, Disposisi Matematika