Abstrak


Representasi Feminisme dalam Soundtrack Film Kartini (Analisis Semiotika tentang Representasi Feminisme dalam Lagu Memang Kenapa Bila Aku Perempuan oleh Melly Goeslaw feat Gita Gutawa)


Oleh :
Sonia Harliani - D1217039 - Fak. ISIP

Abstrak

Media komunikasi adalah saluran atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan. Media audio merupakan contoh media komunikasi, yang hanya dapat diakses melalui organ pendengaran. Beberapa bentuk media audio yaitu musik. Musik memiliki fungsi komunikasi karena dapat menyampaikan sesuatu, musik bisa digunakan untuk berbagi perasaan, berbagi pengalaman, menyampaikan pesan moral, dan lain sebagainya. Teks musik merepresentasikan budaya ditempat ia diproduksi, berfungsi menyebarkan legenda, mitos, kearifan lokal yang ada didalam sebuah budaya. Perempuan merupakan salah satu hal yang banyak disinggung dalam sebuah lagu. Sayangnya, masih banyak lagu-lagu yang didalamnya menjadikan perempuan sebagai objek dan nilai-nilai yang cenderung mengarah kepada ketidaksetaraan gender. Hal ini sangat disayangkan, mengingat musik bisa dengan mudah mempengaruhi kehidupan manusia dari berbagai sisi.
Penelitian mengenai lagu atau musik ini menggunakan analisis semiotika Roland Barthes, yang memiliki beberapa konsep inti, yaitu signifikansi, denotasi dan konotasi, dan metabahasa atau mitos. Lagu Memang Kenapa Bila Aku Perempuan memberikan penggambaran mengenai bagaimana adat istiadat sangat mempengaruhi pergerakan feminisme berupa emansipasi yang dilakukan oleh R.A. Kartini dan juga mempengaruhi pola pikir R.A. Kartini. Kedudukan seseorang di masyarakat sangat mempengaruhi pergerakan untuk perubahan. Perempuan harus patuh pada adat, tidak dapat bersekolah tinggi, tidak bebas karena menjalani proses pingit, dan diperlakukan berbeda dengan saudara laki-lakinya. Perempuan memiliki keterbatasan dalam mencari ilmu pengetahuan dan harus berkorban lebih banyak untuk memperoleh pendidikan. Perempuan tergambarkan tidak berdaya dan memiliki posisi kedua setelah laki-laki.

Kata Kunci : Feminisme, Musik, Perempuan, Roland Barthes, Semiotika