ABSTRAK
Latar Belakang : Candida albicans merupakan flora normal yang dapat berubah menjadi patogen pada individu immunocompromised dan bisa diterapi menggunakan flukonazol yang memiliki beberapa efek samping seperti gangguan saluran cerna, urtikaria, eosinofilia, dan bahkan hingga saat ini telah dilaporkan beberapa kasus resistensi Candida albicans terhadap flukonazol. Minyak atsiri temu mangga (Curcuma mangga Val.) memiliki kandungan zat yang bersifat antifungi (caryophyllene, caryophyllene oxide, ?-pinene). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antifungi minyak atsiri temu mangga terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in vitro.
Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat eksperimental kuasi laboratorik dengan pengambilan sampel acak. Subjek penelitian adalah Candida albicans dari sampel klinis. Minyak atsiri yang digunakan memiliki konsentrasi 1,5%, 2%,
2,5%, 3%, dan 3,5% yang sebelumnya telah diencerkan menggunakan etanol
70%. Subjek diinokulasikan pada media Sabboraud Dextrose Agar (SDA), kemudian dibuat sumuran berdiameter 6 mm, dan diisi minyak atsiri dengan berbagai konsentrasi. Zona hambat sebagai data penelitian ini dianalisis dengan Uji Kruskal Wallis serta Uji Mann Whitney.
Hasil Penelitian : Efek antifungi minyak atsri temu mangga (Curcuma mangga Val.) dapat menyamai kekuatan antifungi ketokonazol 25µg/mL pada konsentrasi 2,5% hingga 3% dan dapat melampaui kekuatan ketokonazol
25µg/mL pada konsentrasi 3,5%.
Simpulan : Minyak atsiri temu mangga (Curcuma mangga Val.)
memiliki efek antifungi terhadap pertumbuhan Candida albicans in vitro.
Kata kunci : temu mangga, Curcuma mangga Val., minyak atsiri,
Candida albicans