Abstrak


Indikator Biologi Sebagai Penentu Kualitas Tanah di Kecamatan Girimarto Kabupaten Wonogiri


Oleh :
Restu Prasetyaning Tyas - H0216051 - Fak. Pertanian

RINGKASAN
Pemetaan Kualitas Tanah Pada Berbagai Penggunaan Lahan sebagai Dasar Pengelolaan Tanah di Giritontro, Wonogiri, Jawa Tengah. Skripsi: (H0216051). Pembimbing: Mujiyo, dan Suntoro. Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret – Surakarta.
Tanah merupakan komponen penting dalam ekosistem, hal ini dikarenakan fungsi tanah sebagai penyedia nutrisi. Tanah juga berfungsi sebagai tempat terjadinya proses biologi yang terjadi di dalamnya, misalnya seperti daur hara dalam tanah. kondisi geografis kecamatan yang banyak batuan gamping diduga menyebabkan hasil produksi pertanian di Kecamatan Giritontro tergolong rendah jika dibandingkan dengan luas lahan produktifnya. Selain itu kurangnya informasi mengenai kualitas tanah di Kecamatan Giritontro juga menjadi faktor penyebab rendahnya hasil produksi tersebut. Studi penjelasan mengenai kualitas tanah diperlukan untuk mengetahui kondisi tanah dan proses yang terjadi pada tanah tersebut. Kualitas tanah diukur berdasarkan pengamatan dinamis antar indikator yang akan menghasilkan indeks kualitas tanah.
 Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Giritontro Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif  dengan pendekatan survei. Wilayah survei terdiri 12 satuan peta lahan (SPL) dengan masing-masing SPL dibuat 3 ulangan berdasarkan jenis tanah, penggunaan lahan, kemiringan lereng dan curah hujan. Parameter yang diambil meliputi sifat fisika, kimia dan biologi tanah, diantaranya; Tekstur, BV, Porositas, KL, C Organik, pH, KTK, KB, P Tersedia, K Tersedia, N Total, dan C Biomassa Mikroba. Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis komponen utama (Principal Component Analysis atau PCA) menggunakan aplikasi statistik. Kemudian dilakukan perhitungan indeks kualitas tanah (IKT) pada setiap SPL.
Melalui uji Principal Component Analysis (PCA) diperoleh indeks kualitas tanah pada setiap SPL berada pada kelas 3 atau sedang. Namun nilai rata-rata IKT pada SPL dengan sistem penggunaan lahan sebagai sawah memiliki nilai tertinggi dibanding SPL dengan kebun dan tegalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator yang menjadi faktor pembatas diantaranya; BV, KTK, P tersedia C organik dan C Biomassa. Penggunaan rice straw biochar (RSB) dan rice husk ash (RHA) serta pemupukan anorganik yang disertai dengan penggunaan bahan organik dapat meningkatkan kadar P tersedia, kandungan bahan organik, KTK pada kebun dan tegalan serta menurunkan nilai BV tanah serta adopsi sistem agroforestry yang akan memperbaiki kualitas tanah.
Kata Kunci: Kualitas Tanah, Indeks Kualitas Tanah, Pengelolaan Tanah