Abstrak


Penilaian Indeks Kesuburan Tanah untuk Evaluasi Pada Produksi Padi di Kabupaten Karanganyar


Oleh :
Prastiwi - H0216047 - Fak. Pertanian

 

RINGKASAN

Penilaian Indeks Kesuburan Tanah Untuk Evaluasi Pada Produksi Padi di Kabupaten Karanganyar. Skripsi: (H0216047). Pembimbing: Supriyadi, dan Slamet Minardi. Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret – Surakarta.
Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang sangat penting, karena hasilnya digunakan sebagai makanan pokok bagi penduduk di Indonesia. Pemenuhan pangan yang semakin tinggi menyebabkan adanya peningkatan produksi padi. Sawah yang memiliki kesuburan tanah yang tinggi akan menghasilkan produktivitas padi yang baik. Lahan sawah di Kecamatan Mojogedang dikelola dengan perlakuan organik dan konvensional, pengelolaan lahan sawah yang berbeda tentu mempengaruhi tingkat kesuburan pada lahan sawah tersebut sehingga perlu dilakukannya evaluasi penilaian indeks kesuburan tanah . Penelitian ini bertujuan untuk menilai indeks kesuburan tanah pada lahan sawah dan mengevaluasi pengaruh pengelolaan sawah padi organik terhadap produksi padi Mojogedang .
Penelitian dilaksanakan di Desa Pereng, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif dengan pendekatan survei. Wilayah survei terdiri dari 10 titik dengan sistem pengelolaan organik dan konvensional. Parameter yang diambil meliputi sifat kimia dan biologi tanah, diantaranya; pH, Potensial Redoks, C-organik, KTK, Kejenuhan Basa, P Tersedia, K Tersedia, N Total, C/N Rasio dan Total Mikrobia. Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis komponen utama (Principal Component Analysis atau PCA) menggunakan aplikasi statistik. Kemudian dilakukan perhitungan Indeks Kesuburan Tanah (IKT) pada setiap titik dan sistem pengelolaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua indikator memiliki pengaruh nyata terhadap pengelolaan, indikator yang memiliki beda nyata dan menjadi Minimum Soil Fertility Indicators (MSFI) diantaranya; KTK (Kapasitas Tukar Kation), K Tersedia, Potensial Redoks, KB, C/N Rasio dan C-organik. Hasil analisis statistik diperoleh indeks kesuburan tanah pada sistem pengelolaan organik memiliki kelas 4 atau sangat tinggi dan pada sistem pengelolaan konvensional memiliki kelas 3 atau tinggi. Nilai indeks pada sawah konvensional lebih rendah dibanding sawah organik, hal ini diduga dipengaruhi oleh indikator KB dan C/N rasio dimana indikator tersebut memiliki nilai terendah dan berpengaruh nyata. Indeks kesuburan tanah dapat ditingkatkan dengan penggunaan pupuk kandang yang mampu meningkatkan hara tanaman dan diaplikasikan dalam jangka waktu yang lama.
Kata Kunci: Sawah Organik, Sawah Konvensional, Indeks Kesuburan Tanah