Abstrak


Adopsi Inovasi Sistem Tanam Larikan Gogo (LARGO) (Kasus Perilaku Petani terhadap Pengambilan Keputusan Sistem Tanam Largo di Desa Banjareja Kecamatan Puring)


Oleh :
Lulu’ Karimatul Azizah - H0415034 - Fak. Pertanian

RINGKASAN
Lulu’ Karimatul Azizah. H0415034. 2020. Adopsi Inovasi Sistem Tanam Larikan Gogo (Largo) : Kasus Perilaku Petani Terhadap Pengambilan Keputusan Sistem Tanam Largo di Desa Banjareja Kecamatan Puring. Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Suwarto, M.Si dan Dr. Joko Winarno, M.Si. Fakultas Pertanian Unversitas Sebelas Maret Surakarta.
Kebutuhan beras sebagai salah satu sumber pangan utama penduduk Indonesia terus meningkat sedangkan laju pertumbuhan dari produksi beras semakin lama semakin mengalami perlambatan. Sistem tanam Largo (Largo) merupakan suatu upaya pengembangan sistem tanam untuk lahan kering yang dikembangkan dari sistem tanam jajar legowo. Pemanfaatan lahan kering secara optimal mampu meningkatkan jumlah produktivitas padi sebagai bahan pangan pokok bagi masyarakat. Lahan kering merupakan salah satu agroekosistem yang mempunyai potensi besar untuk usaha pertanian, baik tanaman pangan, hortikultura (sayuran dan buah-buahan) maupun tanaman tahunan dan peternakan.
Adopsi teknologi baru oleh pengguna di pengaruhi oleh berbagai faktor sebagai faktor pendukung dan penghambatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam adopsi inovasi sistem tanam Largo, mengetahui proses pendampingan selama program Largo berlangsung serta merumuskan model rekomendasi pendampingan dalam kegiatan adopsi inovasi. Metode dasar penelitian adalah kualitatif. Lokasi penelitian dilakukan di kelompok tani Sumber Makmur Desa Banjareja Kecamatan Puring. Penentuan informan dilakukan secara snowball dan validitas data diperoleh dengan teknik triangulasi sumber data. Analisis data pada penelitian ini adalah analisis induktif interaktif (interactive model of analysis). 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang menjadi pendukung dalam adopsi inovasi larikan gogo antara lain keberanian petani dalam mengambil risiko, pengetahuan petani, pengaruh anggota keluarga dan sifat inovasi. Sedangkan faktor yang dianggap sebagai penghambat dalam penyebaran dan penerimaan adopsi inovasi largo adalah kurangnya peran penyuluh pertanian lapang dan kurangnya dukungan pemerintah. Pendampingan dilakukan dengan pembentukan tim pekerja. Proses pendapingan diawali dari sosialisasi program, pengolahan lahan, penanaman, perawatan baik penyiangan, pengendalian hama, dan proses pemanenan hingga pasca panen. Rumusan model pendampingan adopsi inovasi sistem tanam larikan gogo yang ditawarkan adalah dilakukannya komunikasi interpersonal antara petani pengadopsi dengan petani yang belum mengadopsi.