Abstrak


Pengaruh NAA dan BA Terhadap Pertumbuhan Subkultur Anggrek Hasil Persilangan Coelogyne pandurata dan Coelogyne rumphii


Oleh :
Brigita Repsi Hendrawati - H0716029 - Fak. Pertanian

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki hutan tropis terbesar dan memiliki kekayaan spesies anggrek yang sangat beragam. Potensi anggrek hitam sebagai tanaman hias yang bernilai ekonomi tinggi disebabkan munculnya varietas – varietas baru yang unik hasil melalui metode pemuliaan konvensional dengan  persilangan  dan seleksi.  Perbanyakan  anggrek  melalui pembenihan  in vivo memiliki kendala berupa biji anggrek yang sedikit hingga tidak memilik endosperm.  Media  Murashige  dan Skoog  (MS) merupakan  media yang  sering digunakan dalam kultur jaringan dengan hasil yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Zat pengatur tumbuh yang sering ditambahkan pada media adalah kelompok auksin misalnya NAA (Naftaleine Asetat Acid)  dan sitokinin seperti BA (Benzil  Adenin).  Penelitian  ini menggunakan  bahan  anggrek  hasil  persilangan yaitu  Coelogyne  pandurata   dengan  Coelogyne   rumphii  pada  media  ½  MS dengan  berbagai  kombinasi  konsentrasi  NAA  dan BA. Penelitian  ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi NAA dan BA pada media MS yang terbaik untuk petumbuhan subkultur anggrek hasil persilangan.
Penelitian    dilaksanakan    pada    bulan    Mei    sampai    Oktober    2019
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi NAA yang terdiri 4 taraf yaitu 0 ppm, 1 ppm, 2 ppm, dan 3 ppm. Faktor kedua adalah konsentrasi BA yang terdiri dari 3 taraf yaitu 0 ppm, 3 ppm, dan 6 ppm. Peubah yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah tunas, jumlah daun, jumlah akar, panjang akar, dan berat tanaman. Analisis data dengan uji F taraf signifikan 5% yang dilanjutkan dengan analisis lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) dan dilakukan uji regresi.
Hasil penelitian menunjukkan interaksi NAA dan BA berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan jumlah tunas. Kombinasi konsentrasi NAA 1 ppm dan BA 3 ppm menghasilkan jumlah daun tertinggi yakni sebesar 42 helai dan menghasilkan tunas tertinggi sebanyak 14,5 tunas. Penambahan NAA secara mandiri berpengaruh  nyata terhadap jumlah akar, tinggi tanaman, panjang akar dan berat  tanaman.  Konsentrasi  NAA  1 ppm  menunjukan  hasil tertinggi  pada jumlah  akar sebesar  10,17,  panjang  akar 2,71 cm dan berat  tanaman  0,2758 gram. Penambahan  BA 3 ppm memberi tertinggi pada tinggi tanaman 2,82 cm panjang akar 1,87 cm.