Abstrak


Analisis Nilai Tambah Olahan Ubi Kayu (Gethuk dan Balung Kethek) pada Industri Gethuk Semar Kabupaten Karanganyar


Oleh :
Eni Astuti - H0815037 - Fak. Pertanian

RINGKASAN
Eni Astuti. H085037. 2020. “Analisis Nilai Tambah Olahan Ubi Kayu (Gethuk dan Balung Kethek) pada Industri Gethuk Semar Kabupaten Karanganyar”. Dibimbing oleh Dr. Ir. Rhina Uchyani Fajarningsih, M.S. dan Nuning Setyowati, S.P., M.Sc. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
Pertanian merupakan sektor unggulan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sektor pertanian berperan dalam memenuhi kebutuhan bahan baku agroindustri. Agroindustri berperan meningkatkan umur simpan dan nilai tambah produk pertanian yang mudah rusak dan umur simpan pendek. Gethuk Semar adalah salah satu agroindustri yang berdiri tahun 2015 dan mengusahakan adanya nilai tambah pengolahan ubi kayu. Nilai tambah didapat dari proses pengolahan ubi kayu yang menyebabkan muncul biaya-biaya serta membentuk harga baru dan keuntungan yang lebih besar. Informasi terkait nilai tambah ini perlu diketahui oleh Gethuk Semar untuk mengembangkan usaha. Penelitian ini bertujuan menanalisis keuntungan, efisiensi usaha, dan nilai tambah gethuk serta balung kethek pada Industri Gethuk Semar.
Metode dasar penelitian adalah deskriptif. Penentuan lokasi secara purposive. Penelitian dilakukan di Kabupaten Karanganyar tepatnya pada Industri Gethuk Semar. Penentuan responden dengan metode non probability sampling, teknik purposive sampling, dan menggunakan informan kunci (key informan). Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis keuntungan, efisiensi usaha, dan nilai tambah. Analisis nilai tambah menggunakan metode hayami.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pengolahan ubi kayu menjadi gethuk dan balung kethek menguntungkan, efisien, dan mempunyai nilai tambah. Gethuk memberikan keuntungan, efisiensi usaha, dan nilai tambah yang lebih tinggi dari balung kethek. Gethuk menghasilkan keuntungan Rp69.275.800,00 per bulan, Nilai R/C ratio sebesar 1,45, nilai B/C ratio 0,45, nilai tambah bruto sebesar Rp15.485,40 per kg, dan nilai tambah netto Rp15.426,30 per kg. Balung kethek menghasilkan keuntungan Rp3.256.035,00, nilai R/C ratio sebesar 1,12, nilai B/C ratio  0,12, nilai tambah bruto sebesar Rp10.370,40 per kg, dan nilai tambah netto Rp10.260,57 per kg.
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan yaitu mengoptimalkan penggunaan input biaya. Biaya minyak goreng pada balung kethek terlalu besar. Industri Gethuk Semar bisa menggunakan minyak goreng yang yang menggandung antioksidan tinggi sehingga bisa digunakan beberapa kali proses produksi.