Abstrak


Pengaruh Rasio Pasar Terhadap Return Saham pada Perusahaan Subsektor Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009-2018


Oleh :
Hana Bestari - H0815054 - Fak. Pertanian

RINGKASAN
Hana Bestari. H0815054. 2020. “Pengaruh Rasio Pasar Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Subsektor Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2009-2018”. Dibimbing oleh Dr. Ir. Mohamad Harisudin, M.Si. dan Susi Wuri Ani, S.P., M.P. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Subsektor perkebunan adalah penggerak utama dalam indeks harga saham pertanian. Saham subsektor perkebunan di Indonesia hampir semuanya berfokus pada industri pengolahan kelapa sawit. Perkebunan khususnya komoditas kelapa sawit merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia. Tahun 2017 ekspor minyak sawit Indonesia mencapai USD 20,3 milyar atau 13 persen dari total ekspor non migas Indonesia sebesar USD 152,9 milyar.
Berkembangnya teknologi informasi dan internet yang terjadi di dunia membuat pasar modal semakin diminati oleh banyak kalangan. Pengambilan keputusan investasi haruslah didasarkan atas keputusan yang rasional. Laporan keuangan perusahaan adalah salah satu cara investor untuk dapat memprediksi tingkat resiko atas investasinya. Rasio pasar memberikan indikasi tentang pandangan investor terhadap resiko dan prospek perusahaan di masa depan Beberapa rasio pasar yang sering digunakan adalah PER (Price Earning Ratio), EPS (Earning Per Share) dan PBV (Price Book Value).
Metode dasar penelitian adalah deskriptif dan analitis. Penelitian menggunakan lima perusahaan subsektor perkebunan dengan periode waktu 2009-2018 sebagai sample penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi data panel untuk mengetahui apakah rasio pasar berpengaruh terhadap return saham subsektor perkebunan.
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan PER, EPS, dan PBV berpengaruh positif terhadap return saham subsektor perkebunan. Secara simultan apabila PER, EPS, dan PBV naik maka return perusahaan akan meningkat. Secara individu  PER tidak berpengaruh return saham subsektor perkebunan. PER pada saham perkebunan dapat dikatakan sudah terlalu tinggi sehingga para investor dalam mengambil keputusan investasi akan mencoba melihat dari sisi lain perusahaan. EPS diketahui berpengaruh namun bersifat negatif. Hal ini dapat disebabkan karena harga EPS cenderung turun namun permintaan akan saham perkebunan masih ada sesuai sentimen pasar. Sehingga ketika EPS turun, return saham akan naik. PBV sebagai rasio yang mengukur harga saham terhadap nilai bukunya berpengaruh positif terhadap return saham subsektor perkebunan. Ketika nilai buku perusahaan naik maka return saham akan naik.