Abstrak
Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surakarta menetapkan rencana penambahan dua puluh delapan titik lokasi hidran di Kota Surakarta. Adanya keterbatasan anggaran menyebabkan realisasi pembangunan hidran harus dilakukan bertahap dalam beberapa tahun anggaran. Sebagai upaya untuk menentukan lokasi hidran tambahan yang perlu lebih dahulu dibangun, maka dilakukan penentuan peringkat prioritas lokasi titik hidran dengan mempertimbangkan beberapa kriteria yang mampu menunjukkan urgensi pembangunan hidran di suatu lokasi lebih penting di banding lokasi lainnya.
Tahap awal penelitian adalah menyusun stuktur kriteria untuk penentuan prioritas titik lokasi hidran dengan melakukan kajian literatur dan proses validasi serta penentuan bobot kriteria ditentukan oleh pihak Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surakarta. Tahapan berikutnya adalah penentuan prioritas titik lokasi hidran menggunakan metode MADM (Multiple Attribute Decision Making). Hybrid MADM menggabungkan metode AHP dan VIKOR untuk menentukan peringkat alternatif.
Berdasarkan hasil penelitian, kriteria yang dipakai untuk menentukan prioritas lokasi titik hidran adalah risiko kebakaran sekitar hidran, nilai penggunaan lahan sekitar hidran, sumber air pengganti sekitar hidran, ketersediaan dan jenis pipa sumber air hidran, jalan untuk akses hidran, dan peran masyarakat dalam menjaga hidran. Kriteria dengan bobot tertinggi adalah risiko kebakaran sekitar hidran dan kriteria paling rendah adalah jalan untuk akses hidran. Kriteria diantara keduanya adalah nilai penggunaan lahan, peran masyarakat, ketersediaan pipa, dan lokasi sumber air pengganti. Adapun hasil pemeringkatan titik lokasi hidran dapat dijadilan acuan bagi pihak Dinas Pemadam Kebakaran untuk membangun hidran berdasarkan ketersediaan anggaran pada setiap periode tahun anggaran.
Abstract
The Surakarta City Fire Department established a plan to add twenty-eight hydrant locations in the city of Surakarta. The existence of budget limitations causes the realization of additional hydrant to be carried out in stages within a few budget years. In an effort to determine the first location of additional hydrants that need to be built, a priority ranking of the hydrant location is made by considering several criteria that can show the urgency of hydrant in one location more important than other locations. The initial stage of the research is to arrange the criteria structure for determining the priority of hydrant location points by conducting a literature review and validation process and determining the criteria weights determined by the Surakarta City Fire Department. The next stage is determining the priority of hydrant location points using the MADM (Multiple Attribute Decision Making) method. Hybrid MADM combines the AHP and VIKOR methods to determine alternative ranking. Based on the results of the study, the criteria used to determine the priority location of the hydrant point are the risk of fire around the hydrant, the value of land use around the hydrant, the replacement water source around the hydrant, the availability and type of hydrant water source pipe, the road for hydrant access, and the role of the community in maintaining the fire hydrant. The criterion with the highest weight is the risk of fire around the fire hydrant and the lowest criterion is the path for hydrant access. Criteria between the two are the value of land use, the role of the community, the availability of pipes, and the location of replacement water sources. The results of the ranking of hydrant locations can be referred to the Fire Department to build a hydrant based on budget availability in each period of the fiscal year.
Keywords: priority, hydrants location, AHP, VIKOR
