Abstrak


Komunikasi Persuasif KOmunitas Solo International Performing Art (SIPA) terhadap Volunteer


Oleh :
Ayu Widiastuti - D0214021 - Fak. ISIP

Dewasa ini minat anak muda terhadap budaya dikatakan rendah. Pada jurnal penelitian terdahulu, terlihat presentase minat terhadap budaya pada kalangan anak muda menurun. Hal ini juga terjadi di Kota Solo, yaitu antusias warga terhadap event budaya di kalangan anak muda dikatakan menurun. Solo merupakan Kota Budaya, oleh karena itu Solo memiliki banyak event budaya sebagai upaya menjaga kelestarian budaya. Salah satu event budaya yang diselenggarakan di Solo adalah Solo International Performing Art (SIPA).
SIPA merupakan event budaya yang fokus pada seni pertunjukan. Seperti diketahui bahwa seni pertunjukan lebih sulit diminati dibandingkan acara musik. Hal ini dikarenakan tidak seperti acara musik yang bisa dinikmati secara langsung oleh semua kalangan, seni pertunjukan bisa dinikmati apabila disaksikan dengan saksama dan tidak semua kalangan bisa memahami dan menikmatinya.
Setiap tahunnya SIPA melakukan rekrutment volunteer dengan tujuan agar para generasi muda bisa menjaga kelestarian budaya serta dapat mencintai kebudayaan di tengah antusiasme yang menurun. Dengan hambatan-hambatan tersebut, peneliti ingin mengetahui bagaimana Komunitas SIPA melakukan komunikasi persuasai terhadap calon volunteer.
Penelitian ini mengacu pada proses komunikasi persuasi secara interpersonal yang disampaikan dengan menggunakan empat teknik persuasi yaitu asosiasi, intergrasi, pay off fear arousing, dan Icing. Model komunikasi persuasi yang dijadikan acuan pada penelitian ini adalah model Pendekatan Perubahan Sikap Yale, dimana dasar pendekatan ini dapat digambarkan sebagai “siapa - mengatakan apa - kepada siapa”.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus yang bertujuan melihat fenomena yang terjadi dalam konteks kehidupan nyata, dan menganalisa data yang ada secara mendalam. Teknik pengumpulkan data dilakukan dengan, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling dengan menentukan informan yang sesuai dengan kriteria tertentu, yaitu merupakan anggota SIPA Community dan beberapa volunteer SIPA baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui komunikasi persuasi yang dilakukan Komunitas SIPA dalam merekrut volunteer lebih cenderung dengan melakukan komunikasi interpersonal yang memaksimalkan empat metode hingga proses persuasi yang terjadi lebih optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi persuasi yang dilakukan oleh anggota SIPA dikatakan berhasil dan sesuai dengan pendekatan perubahan sikap Yale yang dipengaruhi oleh kredibilitas persuader dan kualitas pesan. Efek dari proses persuasi ini yang mempengaruhi calon-calon volunteer yang memutuskan untuk ikut bergabung menjadi volunteer SIPA.