Abstrak


Kesetaraan Gender Perawat Laki-laki dan Perawat Perempuan dalam Pelayanan Kesehatan (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Kesetaraan Gender antara Perawat Laki-laki dan Perawat Perempuan dalam Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Soeradji Tirtonegoro Klaten


Oleh :
Guntur Prayoga - D0302030 - Fak. ISIP

ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menggambarkan peran perawat laki-laki dan perawat perempuan dalam pelayanan Kesehatan di RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten serta menggambarkan dan melakukan analisis gender terhadap peran perawat dalam pelayanan kesehatan. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara mendalam dan dokumentasi. Responden dalam penelitian ini berjumlah 10 orang perawat (6 orang perempuan dan 4 laki-laki) dan 4 orang pasien (1perempuan dan 3 laki-laki). Sedangkan untuk menjamin validitas data digunakan triangulasi sumber. Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh baik berupa data primer maupun data sekunder adalah sebagai berikut: pertama, Marginalisasi peran perempuan di ranah publik akibat dari relasi kuasa yang dibangun dan berkembang dalam profesi keperawatan membentuk stereotype bahwa profesi keperawatan merupakan profesi yang dipandang lebih cocok untuk para perempuan ketimbang laki-laki. Kedua, dilihat dari profesinya sebagai tenaga kesehatan, tidak ada perbedaan peran gender. Tugas-tugas sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang ataupun kode etik keperawatan tidak ada yang membedakan tugas perawat berdasarkan gender. Namun, dalam prakteknya, tugas-tugas pelayanan kesehatan dijalankan secara luwes dimana pembedaan peran gender masih tampak. Misalnya saat memandikan pasien, pekerjaan angkat-angkat dan sebagainya. Ini terjadi karena faktor nilai-nilai budaya dan moral yang diyakini masyarakat. Dari sisi pelayanan, sebagian pasien juga masih menganggap bahwa perempuan lebih luwes dalam menjalankan tugas-tugas keperawatan. Ketiga, Proses marginalisasi yang memunculkan stereotype bahwa perawat merupakan pekerjaan perempuan merembet pada struktur lembaga. Dalam struktur yang tampak di RSUD Soeradji Tirtonegoro Klaten, perempuan masih dianggap lebih mampu dalam menjalankan tugas-tugas keperawatan. Hal ini tampak dari struktur kelembagaan yang didominasi oleh kaum perempuan. Dari jumlah perawat, dapat juga dilihat bahwa perawat perempuan lebih banyak ketimbang perawat laki-laki.