Abstrak


Gaya Bahasa dan Nilai Pendidikan Karakter dalam Kumpulan Cerpen Sarapan Pagi Penuh Dusta Karya Puthut EA serta Relevansinya sebagai Bahan Ajar Identitas Nilai Kehidupan dan Unsur Pembangun Cerpen di Sekolah Menengah Kejuruan


Oleh :
Ervika Swadiyana - K1218025 - Fak. KIP

Untuk memahami karya satsra perlu memiliki kemampuan dalam memahami makna dari gaya bahasa yang ada. Kemampuan pemahaman tersebut yang nantinya akan membantu pembaca dalam mengambil nilai pendidikan karakter untuk diterapkan pada kehidupan nyata. Adapun solusi untuk meingkatkan pemahaman tersebut dengan membaca penelitian-penelitian analisis gaya bahasa dan nilai pendidikan karakter pada karya sastra. Penelitian ini memiliki tujuan yakni mendeskripsikan dan menjelaskan (1) gaya bahasa, (2) nilai pendidikan karakter dan (3) relevansi gaya bahasa dan nilai pendidikan karakter sebagai bahan ajar identifikasi nilai kehidupan dan unsur pembangun cerpen di Sekolah Menengah Kejuruan. Cerita pendek mewujudkan bentuk karya sastra yang ringkas dan fokus terhadap satu permasalahan cerita. Pendidikan karakter bertujuan untuk mewariskan nilai-nilai tertentu seperti rasa tanggung jawab, bijak, santun, dan peduli.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah 11 cerita pendek dalam buku kumpulan cerpe Sarapan Pagi Penuh Dusta yang memenuhi kriteria bahan ajar yang baik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah analisis dokumen dan wawancara mendalam. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis data mengalir dan interaktif. Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, terdapat beragam jenis gaya bahasa yang ditemukan di dalamnya. Terdapat 20 jenis penggunaan gaya bahasa yang ditemukan dengan gaya bahasa paling dominan adalah metafora. Hal tersebut menunjukkan  metafora digunakan untuk memberi sifat hidup, memperindah, dan efektif dalam memberi ungkapan pada gagasan. Kedua, ditemukan nilai pendidikan karakter di dalam kumpulan cerpen tersebut dengan data yang paling dominan pada buku tersebut adalah nilai karakter mandiri.  Hal tersebut menunjukkan pengarang memberi pemaknaan terhadap karakter mandiri yakni cara berpikir yang mendasari seseorang untuk mampu berdiri di kakinya sendiri tanpa bergantung dengan orang lain. Ketiga dapatdijadikan sebagai relevansi bahan ajar karena telah memuat kriteria bahan ajar yang baik dari segi kebahasaan, segi muatan bahan ajar dan tanggapan pembaca. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca berhubungan dengan gaya bahasa dan nilai pendidikan dalam karya sastra khususnya cerpen, dan dapat dijadikan pertimbangan sebagai bahan ajar materi kelas XI smeser ganjil pada KD 3.8 dan 4.8 lalu 3.9 dan 4.9.