Abstrak


Kematangan Emosi Remaja dalam Pola Asuh Keluarga Single Parent (Sebuah Studi Kasus)


Oleh :
Yana Istiqomah - K3117076 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis bagaimana kematangan emosi remaja dalam pola asuh keluarga single parent, (2) menganalisis bagaimana pola asuh yang diterapkan keluarga single parent, (3) menganalisis alasan keluarga single parent memilih pola asuh tertentu, dan (4) menganalisis bagaimana peran orang tua single parent dalam membentuk kematangan emosi anak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Sumber data penelitian ini ada dua yaitu sumber data primer yang terdiri atas subjek, orang tua subjek, saudara dekat, serta teman dekat subjek dan sumber data sekunder berupa berbagai jurnal atau penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokmentasi. Teknik validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data menggunakan analisis data dari Miles, Huberman, dan Saldana yaitu terdiri dari reduksi (penyederhanaan) data, penyajian data, serta verifikasi data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, dilihat dari aspek kontrol emosi, pemahaman diri, dan penggunaan fungsi kritis mental, subjek A dan D belum mampu membentuk kematangan emosinya sedangkan S sudah. Kedua, pola asuh yang diterapkan terdiri dari pola asuh tidak terlibat, liberal atau bebas, dan demokratis. Ketiga, alasan orang tua menerapkan pola pengasuhan tertentu karena adanya faktor ekonomi yang mengharuskan orang tua bekerja dan jarang berinteraksi dengan anak, faktor usia anak yang dianggap masih belum dewasa, dan jenis kelamin anak di mana menjaga anak perempuan lebih sulit dibandingkan dengan laki-laki. Keempat, peran orang tua dalam membentuk kematangan anak dilakukan melalui pemberian nasihat, pemberian stimulus berupa hal yang anak sukai (reward), mengajarkan kemandirian, keikhlasan, dan ajaran agama, serta menasehati anak-anaknya secara terpisah antara satu dengan yang lain agar tidak ada yang merasa diistimewakan salah satunya.