Kabupaten Pati sebagai salah satu sentra penghasil garam di Jawa Tengah memiliki potensi garam yang cukup besar di masa mendatang. Namun kualitas garam yang tidak memenuhi spesifikasi industri dalam negeri menyebabkan ketidakseimbangan permintaan dengan stok bahan baku, sehingga harga garam sangat fluktuatif dan petani garam di Pati belum mendapatkan reward kesejahteraan yang cukup. Dalam studi kasus ini dibahas bagaimana meningkatkan produksi garam dengan mempertimbangkan potensi garam sebagai bahan katoda baterai. Dengan menelaah penelitian sebelumnya di Pusat Unggulan Teknologi Penyimpanan Energi Listrik UNS melalui mini plant dengan kapasitas bahan baku garam 10 kg/hari, penelitian yang lebih luas akan dilakukan di Kabupaten Pati. Penelitian ini juga mengusulkan penerapan skema sistem resi gudang sebagai sistem subsidi agar harga tetap menarik bagi petani garam. Mixed Integer linear programming digunakan untuk mengintegrasikan supply chain network design dan sistem resi gudang untuk meningkatkan kelayakan pabrik bahan katoda sebagai solusi alternatif stabilitas harga bagi para pemangku kepentingan. Hasil integrasi model menunjukkan hasil lokasi alokasi pembukaan fasilitas 1 pabrik dan 1 gudang dan nilai benefit petani garam Rp 772.020.000, pemerintah Rp 266.900.000 dan pabrik bahan aktif katoda sebesar Rp 1.850.000.000.000 serta perhitungan techno ekonomi menunjukan nilai IRR > suku bunga, nilai NPV > 0. Hasil yang diperoleh merupakan rekomendasi kepada pemerintah kabupaten untuk mengevaluasi kelayakan pendirian pabrik bahan katoda dengan mempertimbangkan manfaat bagi masing-masing pemangku kepentingan yaitu petani garam, pemerintah, dan pabrik katoda.
Kata Kunci: Garam, Jaringan Rantai Pasok, Mixed Integer Linear Programming, Pabrik Bahan Katoda dan Resi Gudang
