Abstrak


MINAT GENERASI MILENIAL TERHADAP PEKERJAAN DI BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN SUKOHARJO (Dipayungi Oleh Program Merdeka Belajar Kampus MerdekaPembelajaran Studi Agroteknologi 4)


Oleh :
Melinawati Dwi Cahya Ningrum - H0418048 - Fak. Pertanian

Melinawati Dwi Cahya Ningrum H0418048. 2023. Minat Generasi Milenial terhadap Pekerjaan di Bidang Pertanian di Kabupaten Sukoharjo. Dibimbing oleh Dr. Ir. Retno Setyowati, M.S. dan Dr. Emi Widiyanti, S.P., M.Si. Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Sumber daya alam Indonesia yang melimpah terutama sumber daya manusianya, sangat menunjang untuk pengembangan dan keberlanjutan sektor pertanian, namun saat ini terjadi ketidakstabilan persentase tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian dari beberapa tahun terakhir. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (2020), persentase tenaga kerja pada sektor pertanian mengalami penurunan dari tahun 2016 sampai dengan 2019. Pada tahun 2016, persentase tenaga kerja sebanyak 88,59%, menurun menjadi 88,50% pada tahun 2017, menurun lagi menjadi 88,35% pada tahun 2018, menurun kembali menjadi 87,59% pada tahun 2019, dan mengalami kenaikan semenjadi 88,57% pada tahun 2020. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (2020), jumlah petani di Indonesia pada umur dibawah 25 tahun sebanyak 273.839 orang, jumlah petani pada umur 25 – 34 tahun sebanyak 2.947.254 orang, jumlah petani pada umur 35 – 44 tahun sebanyak 6.689.635 orang, jumlah petani pada umur 45 – 54 tahun sebanyak 7.813.407 orang, jumlah petani pada umur 55 – 64 tahun sebanyak 6.134.987 orang, dan jumlah petani pada umur diatas 65 tahun sebanyak 3.822.995 orang. Jumlah petani di Indonesia terbanyak berada pada kelompok umur 45 – 54 tahun sebanyak 7.813.407 orang, sedangkan yang paling sedikit berada pada kelompok umur <25>purposive) di Kecamatan Kartasura dan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo dengan pertimbangan kecamatan tersebut memiliki latar belakang pertanian yang berbeda, Kecamatan Kartasura memiliki latar belakang pertanian yang kurang mendukung, lahan pertanian yang sempit, dan sumber daya manusia yang sedikit sedangkan Kecamatan Bendosari memiliki latar belakang pertanian yang mendukung, sistem pengairan yang baik, lahan pertanian yang luas, dan sumber daya manusia mendukung. Penentuan informan dilakukan secara purposive sampling. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan metode.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat generasi milenial terhadap pekerjaan di bidang pertanian di Kecamatan Kartasura dan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo dilihat dari persepsi, keterlibatan, perhatian, dan motivasi. Persepsi terbagi menjadi persepsi positif dan persepsi negatif, persepsi positif meliputi persepsi positif terhadap profesionalitas petani, persepsi positif terhadap kepuasan kerja petani, dan persepsi positif terhadap pengembangan karier. Persepsi negatif meliputi persepsi negatif terhadap profesionalitas petani, persepsi negatif terhadap pendapatan di bidang pertanian, persepsi negatif terhadap status sosial petani, persepsi positif terhadap jaminan hari tua petani, dan persepsi negatif terhadap lapangan pekerjaan pertanian. Keterlibatan generasi milenial di bidang pertanian meliputi budidaya tanaman di pekarangan rumah, keterlibatan di lahan pertanian, dan keterlibatan sebagai mahasiswa bidang pertanian. Perhatian generasi milenial di bidang pertanian meliputi keinginan dalam mencari informasi pertanian, keinginan untuk mempelajari bidang pertanian, dan keinginan untuk terlibat dalam bidang pertanian. Motivasi generasi milenial di bidang pertanian meliputi keinginan untuk menambah wawasan di bidang pertanian, keinginan untuk wirausaha di bidang pertanian, dan keinginan untuk regenerasi pertanian keluarga. Faktor yang mempengaruhi minat generasi milenial ada dua, yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat. Faktor pendorong diantaranya adalah adanya pewarisan lahan pertanian, adanya pengenalan bidang pertanian oleh orang tua, adanya berbagi pengetahuan tentang pertanian oleh orang tua, sumber daya alam yang mendukung, adanya dorongan dari pemerintah, dan dapat membuka lapangan pekerjaan di bidang pertanian. Faktor penghambat diantaranya adalah sempitnya lahan pertanian, pekerjaan di bidang non pertanian, status sosial yang rendah, tidak memiliki ketertarikan di bidang pertanian, tidak menempuh pendidikan formal di bidang pertanian, dan kurangnya pendapatan keluarga di bidang pertanian. Tidak terdapat perbedaan minat generasi milenial terhadap pekerjaan di bidang pertanian pada dua latar belakang yang berbeda.