Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel makroekonomi terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia, dengan tiga periode berbeda yaitu seluruh sampel, krisis keuangan global (Global Financial Crisis/GFC), dan pandemi COVID-19. Variabel makroekonomi yang dianalisis meliputi harga minyak mentah dunia (WTI), nilai tukar USD/IDR, dan indeks saham Amerika Serikat (NYSE). Metode yang digunakan adalah Vector Auto Regression (VAR) yang diestimasi berdasarkan data harian, uji Granger Causality, Impulse Response Function (IRF), dan Variance Decomposition (VD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel WTI dan NYSE secara konsisten memiliki hubungan kausal satu arah yang signifikan terhadap IHSG, sedangkan USD/IDR tidak menunjukkan hubungan signifikan dalam ketiga periode yang diuji. IRF menunjukkan bahwa guncangan NYSE memberikan respons positif yang kuat dan stabil terhadap IHSG, sedangkan guncangan dari WTI menunjukkan pengaruh jangka pendek yang lebih bervariasi. Sebaliknya, pengaruh nilai tukar USD/IDR terhadap IHSG cenderung tidak signifikan dalam jangka pendek. Hasil analisis VD menegaskan bahwa NYSE merupakan kontributor terbesar terhadap variasi IHSG, diikuti oleh WTI, sedangkan USD/IDR memberikan kontribusi paling kecil. Temuan ini memberikan implikasi kebijakan bahwa pemerintah dan regulator perlu memperkuat ketahanan pasar saham terhadap guncangan dari variabel makroekonomi melalui pengembangan early warning system berbasis data global, peningkatan koordinasi antarotoritas keuangan untuk langkah stabilisasi cepat, diversifikasi basis investor domestik, serta penguatan sektor yang tidak bergantung pada harga komoditas global. Selain itu, kebijakan cadangan devisa, manajemen nilai tukar, dan ketahanan energi melalui pengembangan energi baru terbarukan perlu dioptimalkan, didukung koordinasi fiskal-moneter yang dinamis dan stimulus tepat sasaran untuk menjaga stabilitas IHSG di tengah volatilitas global.