ABSTRAK

Pramudita Rahma Winanti. E0016331. 2020. ANALISIS PERMOHONAN PEMBATALAN PERKAWINAN OLEH ISTRI SEBELUMNYA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG- UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2019 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN.
Penulisan Hukum (Skripsi). Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dasar pertimbangan Hakim dalam kasus permohonan pembatalan perkawinan oleh istri sebelumnya dan mengkaji akibat hukum mengenai anak dan harta bersama yang ditimbulkan dari adanya pembatalan perkawinan oleh istri sebelumnya.
Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif bersifat deskriptif. Jenis data sekunder meliputi bahan hukum primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan. Teknis analisis yang digunakan adalah analisis isi (content analysis).
Hasil penelitian menunjukan bahwa Hakim dalam kasus ini, mempertimbangkan bahwa perkawinan tersebut tidak memenuhi syarat sah poligami yang kemudian dianalisis berdasarkan bukti-bukti. Kemudian, hakim menggunakan peraturan perundang-undangan mengenai kewenangan para pihak dan alasan-alasan untuk mengajukan permohonan pembatalan perkawinan. Berdasarkan pada Pasal 28 ayat (2) huruf a Undang-Undang Perkawinan dan Pasal 75 huruf b dan Pasal 76 Kompilasi Hukum Islam bahwa anak yang lahir karena perkawinan tersebut tetap diakui sebagai anak sah dan karena anak yang dilahirkan tersebut adalah anak sah, maka sang anak berhak menerima apa yang menjadi haknya sebagai anak sah. Mengenai harta bersama berdasarkan Pasal 28 ayat (2) huruf b, tidak ada harta bersama untuk perkawinan yang dibatalkan atas dasar adanya perkawinan terdahulu.
Dasar pertimbangan yang digunakan oleh Hakim telah tepat dan sesuai, sehingga poligami tersebut dapat dibatalkan. Keputusan tersebut tidak berlaku surut terhadap Anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut, namun berlaku surut terhadap harta bersama yang perkawinannya dibatalkan karena adanya perkawinan terdahulu.