Penulis Utama : Margareta Rina Astut
NIM / NIP : S851802016
×

Kompetensi penting yang harus dimiliki setiap individu pada era globalisasi adalah berpikir kritis dan kreatif. Tuntutan berpikir kritis dan kreatif dalam dunia pendidikan tertuang dalam tujuan kurikulum 2013. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: 1) menentukan manakah yang memberikan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa yang lebih baik, siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning, Problem Posing atau model pembelajaran langsung. 2) menentukan manakah yang mempunyai kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang lebih baik, siswa dengan adversity quotient tinggi, sedang atau rendah. 3) mengetahui pada masing-masing kategori adversity quotient siswa,  manakah yang mempunyai kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa yang lebih baik, siswa yang diberi perlakuan Problem Based Learning, Problem Posing atau langsung. 4) mengetahui pada masing-masing, manakah yang mempunyai kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang lebih baik, siswa dengan adversity quotient tinggi, sedang atau rendah.

Penelitian ni merupakan penelitian eksperimental semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Swasta se-Kota Surakarta. Sampel penelitian ini adalah tiga kelas dari masing-masing sekolah dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. Sampel diambil dengan teknik stratified cluster random sampling instrumen dalam penelitian ini menggunakan tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dan angket adversity quotient. Uji keseimbangan menggunakan uji analisis variansi multivariat satu jalan sel tak sama. Uji prasyarat penelitian berupa uji normalitas multivariat, homogenitas matriks variansi-kovariansi, normalitas univariat dan homogenitas univariat. Rancangan penelitian yang digunakan adalah analisis variansi multivariat dua jalan sel tak sama dengan desain factorial.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1) kemampuan berpikir kritis siswa yang diberi perlakuan Problem Based Learning lebih baik daripada siswa yang diberi perlakuan Problem Posing dan pembelajaran langsung, serta kemampuan berpikir kritis siswa yang diberi perlakuan Problem Posing lebih baik daripada siswa yang diberi perlakuan pembelajaran langsung. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang diberi perlakuan Problem Posing lebih baik daripada siswa yang diberi perlakuan Problem Based Learning dan pembelajaran langsung. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang diberi perlakuan Problem Based Learning sama baik dengan siswa yang diberi perlakuan pembelajaran langsung. 2) Kemampuan berpikir kritis siswa dengan adversity quotient tinggi sama dengan siswa dengan adversity quotient sedang. Kemampuan berpikir kritis siswa dengan adversity quotient tinggi lebih baik daripada siswa dengan adversity quotient rendah. Kemampuan berpikir kritis siswa dengan adversity quotient sedang lebih baik daripada siswa dengan adversity quotient rendah. Kemampuan berpikir kreatif siswa dengan adversity quotient tinggi sama baiknya dengan siswa dengan adversity quotient  sedang. Kemampuan berpikir kreatif siswa dengan adversity quotient tinggi lebih baik daripada siswa dengan adversity quotient rendah. Kemampuan berpikir kreatif siswa dengan adversity quotient sedang lebih baik daripada siswa dengan adversity quotient rendah. 3) Pada kategori adversity quotient, Problem Based Learning memberikan kemampuan berpikir kritis siswa yang lebih baik daripada Problem Posing dan pembelajaran langsung. Problem Posing memberikan kemampuan berpikir kritis siswa lebih baik daripada pembelajaran  langsung. Pada kategori adversity quotient, Problem Posing memberikan kemampuan berpikir kreatif siswa lebih baik dari pada Problem Based Learning dan pembelajaran langsung. Problem Based Learning  memberikan kemampuan berpikir kreatif siswa yang lebih baik daripada pembelajaran  langsung. 4) Pada siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning, Problem Posing dan pembelajaran langsung, kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dengan adversity quotient tinggi lebih baik dari pada siswa dengan adversity quotient sedang dan rendah, serta siswa dengan adversity quotient sedang lebih baik dari pada siswa dengan adversity quotient rendah.

×
Penulis Utama : Margareta Rina Astut
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : S851802016
Tahun : 2022
Judul : Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Problem Posing terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif pada Materi Matriks Ditinjau dari Adversity Quotient Siswa Kelas X SMK Swasta Se-Kota Surakarta
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pascasarjana - 2022
Program Studi : S-2 Pendidikan Matematika
Kolasi :
Sumber : -
Kata Kunci : Problem Based Learning, Problem Posing, kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir kreatif, adversity quotient
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Mardiyana, M.Si.
2. Dr. Triyanto, M.Si
Penguji : 1. Dr. Siswanto, M.Si
2. Dr. Laila Fitriana, M.Pd
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.