Self-esteem merupakan bentuk kepercayaan diri dalam kemampuan individu untuk berpikir, mengatasi tantangan dasar dalam kehidupan, rasa yakin akan hak individu untuk sukses dan bahagia, perasaan layak, berhak untuk menegaskan kebutuhan dan keinginan individu, mencapai nilai-nilai diri, dan menikmati hasil usaha individu. Film dapat digunakan sebagai bentuk representasi untuk menggambarkan hal-hal, kelas, hubungan, pengalaman, dan fenomena lainnya melalui tanda, gambar, model, formula, dan narasi.

Film “Isn’t It Romantic?” menceritakan seorang perempuan yang berjuang dengan kehidupannya di dunia nyata maupun romansa, karena dirinya yang tidak termasuk dalam kriteria sosial yang ada di masyarakat, yang menyebabkan dirinya memiliki low self-esteem. Penelitian ini berfokus pada analisis lebih dalam tentang representasi self-esteem dan upaya filmmaker menampilkan sosok perempuan yang berupaya untuk membangun self-esteem tokoh utama perempuan dalam filmnya.

Menggunakan metode analisis semiotika Charles Sanders Peirce, low self-esteem, high self-esteem, dan 12 domain profil persepsi diri untuk orang dewasa oleh Harter yang diterapkan pada film “Isn't It Romantic?”, ditemukan 21 adegan yang mewakili self-esteem pada perempuan. Film ini menunjukkan perkembangan self-esteem perempuan dan menunjukkan bahwa self-esteem dapat meningkat apabila memakai dua pendekatan untuk meningkatkan self-esteem, yaitu peningkatan rasa berharga sebagai pribadi dan peningkatan keterampilan; yang dibangun melalui tiga hal, yaitu menilai individu, menyesuaikan intervensi dengan domain perilaku dan interpersonal yang penting bagi self-esteem, dan menggunakan berbagai teknik pembelajaran kognitif dan sosial untuk meningkatkan kompetensi dan nilai atau self-esteem.