Penulis Utama : Mika Ambarawati
NIM / NIP : S851302049
× Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) profil proses berpikir kritis siswa laki-laki kelas VIII SMP Negeri 3 Surakarta yang memiliki kecerdasan linguistik dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV), (2) profil proses berpikir kritis siswa perempuan kelas VIII SMP Negeri 3 Surakarta yang memiliki kecerdasan linguistik dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV), (3) profil proses berpikir kritis siswa laki-laki kelas VIII SMP Negeri 3 Surakarta yang memiliki kecerdasan matematis-logis dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV), dan (4) profil proses berpikir kritis siswa perempuan kelas VIII SMP Negeri 3 Surakarta yang memiliki kecerdasan matematis-logis dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif-eksploratif.Pengambilan subjek pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Subjek pada penelitian ini adalah 4 orang siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Surakarta, yang terdiri dari 1 siswa laki-laki dengan kecerdasan linguistik, 1 siswa perempuan dengan kecerdasan linguistik, 1 siswa laki-laki dengan kecerdasan matematis-logis, dan 1 siswa perempuan dengan kecerdasan matematis-logis. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket kecerdasan majemuk, lembar tugas memecahkan masalah matematika, dan pedoman wawancara. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan denganteknik angket dan wawancara berbasis tugas yang dilakukan pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Teknik keabsahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi waktu dan menggunakan kecukupan referensi.Teknik analisis data yang digunakan adalah konsep Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Profil siswa laki-laki dengan kecerdasan linguistik dapat menangkap informasi melalui bahasa maupun menyampaikan informasi secara lisan dan tertulis. Adapun proses berpikir kritisnya dapat melalui 4 fase, yaitu fase pengenalan (recognition), fase analisis (analysis), fase evaluasi (evaluation), dan fase alternatif penyelesaian (thinking about alternatives). Namun, pada fase pengenalan (recognition) siswa mengalami kesulitan yaitu kurang lengkap dalam menyebutkan pertanyaan. Selain itu, pada fase alternatif penyelesaian (thinking about alternatives) siswa hanya mampu menyebutkan 1 alternatif penyelesaian, yaitu cara campuran. (2) Profil siswa perempuan dengan kecerdasan linguistik dapat menangkap informasi melalui bahasa maupun menyampaikan informasi secara lisan dan tertulis. Adapun proses berpikir kritisnya dapat melalui 4 fase, yaitu fase pengenalan (recognition), fase analisis (analysis), fase evaluasi (evaluation), dan fase alternatif penyelesaian (thinking about alternatives). Adapun siswa pada fase alternatif penyelesaian (thinking about alternatives) siswa hanya mampu menyebutkan 1 alternatif penyelesaian, yaitu cara campuran. (3) Profil siswa laki-laki dengan kecerdasan matematis-logis yaitu mampu berpikir logis, siswa dapat melakukan kategori, klasifikasi, dan pengambilan kesimpulan dari suatu masalah. Adapun proses berpikir kritisnya dapat melalui 4 fase, yaitu fase pengenalan (recognition), fase analisis (analysis), fase evaluasi (evaluation), dan fase alternatif penyelesaian (thinking about alternatives). Namun, pada fase pengenalan (recognition) siswa mengalami kesulitan yaitu kurang lengkap dalam menyebutkan pertanyaan. Selain itu, pada fase alternatif penyelesaian (thinking about alternatives) siswa menyebutkan 2 alternatif penyelesaian yaitu cara campuran dan substitusi. (4) Profil siswa perempuan dengan kecerdasan matematis-logis yaitu mampu berpikir logis, siswa dapat melakukan kategori, klasifikasi, dan pengambilan kesimpulan dari suatu masalah. Adapun proses berpikir kritisnya dapat melalui 4 fase, yaitu fase pengenalan (recognition), fase analisis (analysis), fase evaluasi (evaluation), dan fase alternatif penyelesaian (thinking about alternatives). Namun, pada fase pengenalan (recognition) siswa mengalami kesulitan yaitu kurang lengkap dalam menyebutkan pertanyaan. Selain itu, pada fase alternatif penyelesaian (thinking about alternatives) siswa menyebutkan 2 alternatif penyelesaian yaitu cara campuran dan substitusi.
×
Penulis Utama : Mika Ambarawati
Penulis Tambahan : 1.
2.
NIM / NIP : S851302049
Tahun : 2014
Judul : Profil Proses Berpikir Kritis Siswakelas Viii Smp Negeri 3 Surakarta Dalam Memecahkan Masalah Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (Spldv) Ditinjau Dari Kecerdasan Majemuk Dan Gender
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pascasarjana - 2014
Program Studi : S-2 Pendidikan Matematika
Kolasi :
Sumber : UNS-Pascasarjana Prodi. Matematika-S.851302049-2014
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Mardiyana, M.Si.
2. Sri Subanti, M. Si.,
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.