Abstrak


Analisis Kegagalan Transformasi Konflik Sahara Barat selama Gencatan Senjata Tahun 1991-2020


Oleh :
Madda Asyafa Putra - D0418035 - Fak. ISIP

Sejak penyerahan teritori Sahara Barat oleh Spanyol kepada Maroko dan 
Mauritania melalui Perjanjian Madrid 1975, timbul konflik bersenjata dengan 
kelompok pembebasan Front Polisario yang didukung keras oleh Aljazair, akibat 
permusuhan lama dengan Maroko. Mundurnya Mauritania pada 5 Agustus 1979, 
menyisakan konflik antara Polisario dan Maroko. PBB membentuk MINURSO 
sebagai mediator dalam rangka penyelenggaraan agenda referendum, yang diawali 
dengan gencatan senjata pada September 1991. Setelah 29 tahun gencatan senjata, 
tanggal 14 November 2020 ketua Front Polisario Brahim Ghali mengumumkan 
secara sepihak berakhirnya gencatan senjata ini. Dengan demikian, peneliti akan 
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab gencatan senjata dapat berakhir tanpa titik 
perdamaian melalui analisis transformasi konflik. Konsep ini secara umum 
membahas bagaimana sebuah konflik tidak hanya mencapai resolusi, tetapi juga 
mentransformasikan berbagai dimensi seperti aturan dan struktur sehingga 
perdamaian dapat bertahan lama. Secara spesifik, peneliti akan menggunakan 
gagasan John Paul Lederach dan Raimo Väyrynen tentang berbagai dimensi 
transformasi konflik, di antaranya struktur, interaksi dan persepsi aktor, isu, aturan, 
dan pola kebiasaan aktor dalam menanggapi konflik. Penelitian ini berjenis 
kualitatif dan menggunakan teknik pengumpulan data kepustakaan. Pada akhirnya, 
peneliti menemukan bahwa faktor-faktor kegagalan transformasi konflik meliputi 
permasalahan struktural, tidak adanya aturan yang efektif, dan peran pihak luar 
yang kurang membantu.