;

Abstrak


Klausa Aktif-Pasif dalam Bahasa Komering


Oleh :
Maftukhatul Inayah - S111902008 - Fak. Ilmu Budaya

Maftukhatul Inayah. S111902008. 2023. Aktif Pasif dalam Bahasa Komering. Pembimbing: (1) Dr. F.X. Sawardi, M.Hum. (2) Prof. Dr. Sumarlam, M.S. Tesis. S-2 Ilmu Linguistik, Minat Utama Linguistik Deskriptif. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Sebelas Maret.
    
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan bentuk klausa dasar dan pola urutan dalam bahasa Komering; (2) mendeskripsikan bentuk pemarkahan klausa aktif-pasif dalam bahasa Komering; (3) merumuskan klausa aktif dan pasif dalam bahasa Komering; dan (4) mendeskripsikan tipologi bahasa Komering berdasarkan uji pivot. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsif kualitatif. Penyediaan data dilakukan dengan metode cakap dengan teknik dasar teknik pancing. Teknik pancing ini mempunyai teknik lanjutan cakap semuka (CS) dan cakap tansemuka (CTS). Data dalam penelitian ini merupakan klausa aktif dan klausa pasif dalam bahasa Komering baik yang bermarkah maupun tidak bermarkah beserta konteksnya.
    Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa Komering merupakan bahasa yang mempunyai klausa dasar intransitif dan klausa dasar transitif. Pola urutan pada klausa intransitid adalah subjek (S) dan verba (V) atau SV dengan varian pola urutan verba (V) subjek (S) atau VS. Sementara pada klausa transitif mempunyai tata urutan agen (A) verba (V) dan objek (O) atau AVO. Klausa dasar intransitif mempunyai empat jenis yakni klausa intransitif tanpa pemarkah atau zero, klausa intransitif dengan afiks be-, afiks nasal, dan afiks te- dan teka-. Sementara bentuk klausa dasar transitif pada bahasa Komering hanya mempunyai satu bentuk yakni klausa transitif dengan afiks nasal.
    Pemarkahan pada klausa intransitif bahasa Komering dengan afiks nasal, afiks te- dan teka- merupakan pembentuk verba intransitif yang diturunkan dari nomina. Sementara pemarkah be- merupakan pembentuk verba yang diturunkan dari adjektiva. Pemarkahan pada klausa transitif dalam bahasa Komering hanya mempunyai satu bentuk yakni pemarkah dengan afiks nasal yang mempunyai derivasi pasif dengan pemarkah di-. Pemarkahan klausa aplikatif dan kausatif muncul dengan nasal-i dan nasal-ko. Pemarkah nasal ini merupakan pemarkah aktif sementara –i dan –ko merupakan pemarkah aplikatif atau kausatif. Klausa pasif yang diderivasikan dari kausatif dan aplikatif juga dimarkahi dengan afiks di-i atau di-ko. Pemarkah di- sebagai pemarkah pasif sementara –i dan –ko sebagai pemarkah kausatif atau aplikatif. Pasif yang diderivasikan dari konstruksi kausatif dan aplikatif juga ditemukan pemarkah ke- sebagai pemarkah pasif dan –an sebagai pemarkah kausatif atau aplikatif. Selain itu, permarkah pasif ke-an juga ditemukan pada pasif yang tidak mempunyai bentuk aktif atau bukan bentuk derivasi dari klausa aktif.
    Perumusan klausa aktif-pasif dalam bahasa Komering menunjukkan bahwa pasif bahasa Komering sesuai dengan karakteristik yang dikemukakan oleh Dixon (1994). Pasif dalam bahasa Komering menghendaki pergeseran argumen agen (A) menjadi fungsi periferal. Sementara argumen pasien (O) bergeser menjadi fungsi subjek (S). Sehingga pada klausa pasif hanya mempunyai satu argumen (S) yang mengindikasikan bahwa klausa pasif merupakan klausa intransitif.
    Uji pivot pada penelitian ini dilakukan pada klausa intransitif dan transitif, kausatif, dan aplikatif. Hasilnya menunjukkan pada uji pivot klausa intransitif dan transitif menunjukkan pivot S/A. Uji pivot pada klausa kausatif juga menunjukkan pivot S/A. Sedangkan pada klausa aplikatif ditemukan hasil S/A dan S/O. Dengan demikian, dari hasil uji pivot tersebut esuai dengan teori Dixon (1194) yang menyatakan bahwa bahasa Komering tidak sepenuhnya bersifat akusatif, tetapi juga memiliki sisi ergatif.