Abstrak


Hegemoni Media Baru pada Diskursus Papua di Indonesia Kurun Waktu 2019-2020


Oleh :
Didik Haryadi Santoso - T201808003 - Fak. ISIP

Kehadiran media baru menawarkan kebebasan dan kemerdekaan bagi penggunanya. Namun, disisi yang lain media baru justru menjadi alat untuk mengehemoni para audiens virtual. Audiens virtual tidak lagi dapat berkuasa sepenenuhnya atas informasi yang dikonsumsi. Melainkan dapat dihegemoni oleh aktor-aktor yang terlibat didalamnya. Penelitian tentang hegemoni media telah banyak diteliti oleh peneliti dunia, namun penelitian mengenai hegemoni media baru masih sangat jarang diteliti bahkan belum ada satu bangunan teoritik mengenai hegemoni media baru. Penelitian ini bertujuan untuk membongkar praktek hegemoni media baru khususnya dalam konteks diskursus tentang Papua di Indonesia kurun waktu 2019-2020. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis diskursus kritis Ernesto Laclau dan Chantal Mouffe dengan paradigma kritis. Metode penelitian ini menggunakan teknik web crawler dan SNA (Social Network Analysis).

Penelitian ini menyimpulkan bahwa pertama, artikulasi, moment, dan diskursus Papua dalam nodal point nasionalisme di media baru pada tahun 2019-2020 menguat dan hegemonik pada diskursus #PapuanLivesMatter, #West papua, #Freewestpapua. Kedua, hegemoni media baru pada diskursus Papua dalam nodal point nasionalisme tahun 2019-2020 terjadi dalam 3 (tiga) bentuk yaitu hegemoni konten, hegemoni aktor dan space hegemony. Konten hegemonik pada diskursus Papua yaitu papuan lives matter, black lives matter dan free west papua. Aktor-aktor dalam kontestasi pada media baru dihegemoni oleh non state actor yang terbagi menjadi dua aktor hegemonik yaitu aktor dari para aktivis di media sosial dan aktor dari media-media pemberitaan online (online news). Aktor-aktor media sosial yang hegemonik terdiri dari aktivis, content creator, bot, hingga buzzer baik dalam negeri maupun luar negeri. Aktor hegemonik didalam media sosial yaitu @VeronikaKoman, @Dhandy_Laksono, @TirtoID, @papuaitukita, dan @christwamea. Dari sisi media pemberitaan online, pemberitaan online yang hegemonik dalam diskursus Papua yaitu Detik.com, Kompas.com, Metro TV, Tempo.co, dan Viva.co.id. Space hegemony dalam konteks diskursus papua dihegemoni oleh media pemberitaan online (online news) dan media sosial twitter. Selain menyediakan portal secara tersendiri, media pemberitaan online (online news) juga masuk dan hadir di media sosial. Sehingga memiliki impact yang tinggi dalam konteks space hegemony. Media sosial twitter menjadi space yang hegemonik karena kemampuannya menghubungkan pertalian diskursus dalam bentuk hastag (#), retweet, replies dan mentions antar aktor-aktor yang terlibat. Ketiga, media baru memiliki kekuatan untuk menghegemoni dalam diskursus papua tahun 2019-2020 dikarenakan beberapa faktor utama yaitu hyperteks, hypermediasi, menguatnya network society dan media baru memiliki kekuatan simulacra (simulacrum).