Abstrak


Perkembangan Tarekat Syattariyah dalam Karya Sastra di Kesunanan Surakarta Era Pakubuwono IV (1788-1820)


Oleh :
Prayudha Adi Triananda - B0418048 - Fak. Ilmu Budaya

Penelitian ini membahas mengenai Perkembangan Tarekat Syattariyah dalam Karya Sastra di Kesunanan Surakarta Era Pakubuwono IV (1788-1820)  dengan permasalahan yang diangkat adalah (1) bagaimana perkembangan karya sastra di Kesunanan Surakarta sebelum era Pakubuwono IV; (2) bagaimana religiositas atau perjalanan keagamaan Pakubuwono IV; dan (3) perkembangan Tarekat Syattariyah dalam karya sastra di Kesunanan Surakarta era Pakubuwono IV. Tujuan penelitian ini ditulis adalah mengetahui perkembangan karya sastra di Kesunanan Surakarta sebelum masa Pakubuwono IV, perjalanan keagamaan Pakubuwono IV, dan perkembangan Tarekat Syattariyah dalam karya sastra di Kesunanan Surakarta era Pakubuwono IV.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik dan verifikasi sumber, interpretasi atau olah data sumber yang didapatkan, dan historiografi yang merupakan penyusunan hasil olah data ke dalam sebuah tulisan sejarah. Metode Filologi digunakan untuk menganalisis isi teks dalam tahapan kritik dan verifikasi sumber serta interpretasi karena sumber yang digunakan Sebagian besar merupakan karya sastra.

Hasil dari penelitian menunjukkan hubungan yang erat antara perkembangan karya sastra terutama karya sastra suluk yang bersifat sufistik dengan perkembangan Tarekat Syattariyah. Perkembangan Tarekat Syattariyah terekam dalam silsilah keilmuan yang dijumpai dalam tiga karya sastra suluk dengan judul Martabat Sanga dengan tiga penulis berbeda, Ngabehi Ronggosasmito, Tumenggung Teposonto, dan Tumenggung Arungbinang. Tarekat Syattariyah juga mempengaruhi perkembangan karya sastra terutama dengan munculnya trend pembuatan suluk pada masa Pakubuwono IV dan banyak diselipkan amalan-amalan Tarekat Syattariyah seperti Martabat Tujuh dan Nur Muhammad dalam karya sastra non-suluk era Pakubuwono IV seperti Serat Centhini.

Kesimpulan yang didapatkan adalah perkembangan Tarekat Syattariyah dan karya sastra yang terjadi pada masa Pakubuwono IV tidak berdiri sendiri-sendiri namun saling mempengaruhi. Perkembangan Tarekat Syattariyah pada masa Pakubuwono IV terlihat dari terlibatnya raja, bangsawan, hingga kyai desa dalam jaringanTarekat Syattariyah.