Latar belakang: Streptococcus pneumoniae menyebabkan 95% kasus pneumonia komunitas. Pemeriksaan interleukin 6, procalcitonin, angka kuman, dan histopatologi paru dapat membantu dalam menentukan indikator proses inflamasi dan prognosis. Curcuma longa dengan kandungan utama kurkumin, berperan sebagai anti inflamasi dan anti mikroba dapat digunakan sebagai terapi tambahan pada penyakit infeksi.
Tujuan: Mengetahui dan menganalisis pengaruh ekstrak curcuma longa terhadap kadar interleukin 6, procalcitonin, angka kuman, dan gambaran histopatologi paru pada model tikus yang terinfeksi dengan streptococcus pneumoniae.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. Jumlah sampel penelitian 30 tikus putih (Rattus norvegicus) yang terinfeksi streptococcus pneumoniae dilakukan di laboratorium hewan coba Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret pada bulan November 2022 dengan incidental sampling. Kelompok kontrol mendapat 1cc aquadest, kelompok perlakuan 1 mendapat ekstrak curcuma longa 30 mg/200 gBB, kelompok perlakuan 2 mendapat ekstrak curcuma longa 50 mg/200 gBB, kelompok perlakuan 3 mendapat ekstrak curcuma longa 30 mg/200 gBB dan amoksisilin 30 mg/200 gBB, sedangkan kelompok perlakuan 4 mendapat amoksisilin 30 mg/200 gBB. Interleukin 6 dan procalcitonin diukur saat hari ketiga tikus terinfeksi streptococcus pneumoniae dan keduabelas. Angka kuman dan gambaran histopatologi paru dinilai setelah hari keduabelas.
Hasil: Terdapat perbedaan signifikan dengan nilai p<0>procalcitonin, dan angka kuman kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol. Tidak terdapat perbedaan signifikan dengan nilai p>0.05 perbaikan gambaran histopatologi paru kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol.
Simpulan: Pemberian ekstrak curcuma longa dapat menurunkan kadar interleukin 6, procalcitonin, dan angka kuman secara signifikan tetapi tidak signifikan dalam perbaikan gambaran histopatologi paru.
Kata kunci: Streptococcus pneumoniae, interleukin 6, procalcitonin, angka kuman, dan gambaran histopatologi paru.
