Keberadaan wanita di dalam suatu dewan atau manajemen puncak perusahaan merupakan salah satu isu tata kelola perusahaan yang sedang banyak berkembang dan diperbincangkan dalam beberapa waktu terakhir ini. Khususnya masyarakat yang ada di Negara Indonesia yang masih banyak beranggapan dengan adanya budaya patriarki, yang dapat berdampak pada sudut pandang ketenagakerjaan di Negara Indonesia. Perusahaan bukan hanya fokus pada kepentingan dari para pemegang sahamnya, melainkan juga harus fokus pada kepentingan dari para pemangku kepentingan perusahaannya. Kesuksesan dan keberlangsungan hidup perusahaan bergantung pada keahlian dari para manajer-manajer yang dimiliki oleh perusahaan, dalam menciptakan suatu nilai dan kepuasan bagi para pemangku kepentingan perusahaannya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh Keberadaan Wanita Dalam Dewan terhadap Kinerja Keuangan dengan CSR sebagai variabel mediasi. Jumlah sampel di dalam penelitian ini adalah 93 perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2017-2019 yang memenuhi kriteria-kriteria penelitian dengan purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi intervening. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Keberadaan Wanita Dalam Dewan tidak berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan, Keberadaan Wanita Dalam Dewan berpengaruh negatif terhadap CSR, CSR berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan, dan CSR memediasi secara sempurna hubungan antara Keberadaan Wanita Dalam Dewan terhadap Kinerja Keuangan.
