;

Abstrak


KOMUNIKASI PEMASARAN DESTINASI DAN SINERGI STAKEHOLDER WELLNESS TOURISM DI SOLORAYA


Oleh :
Paramita Sari I.w - S231908019 - Fak. ISIP

Paramita Sari Indah Widarini, NIM S231908019. KOMUNIKASI PEMASARAN DESTINASI DAN SINERGI STAKEHOLDER WELLNESS TOURISM DI SOLORAYA. Tesis. Pembimbing I: Prof. Dr. Mahendra Wijaya, M.S. Pembimbing II: Albert Muhammad Isrun Naini S.Sos., M.Pol.Sc., Ph.D. Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Pemerintah menginisiasi terwujudnya program wisata kebugaran dan jamu, kolaborasi Kemenparekraf RI dan Kemenkes RI. Klaster wisata ini diprioritaskan karena mempunyai prospek kesehatan, budaya, dan ekonomi tinggi. Jenis wisata ini dinilai dapat memberi angin segar di kondisi new normal, yang mengharuskan masyarakat tetap berdampingan dengan situasi pandemi Covid-19. Untuk itu, melalui penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti bagaimana komunikasi pemasaran destinasi dan sinergi stakeholder dalam mengembangkan wellness tourism di Soloraya.

Dalam menganalisa komunikasi pemasaran destinasi dan sinergi stakeholder wellness tourism di Soloraya ini, penulis menggunakan analisis komunikasi pemasaran model SOSTAC + 3Ms yang dipopulerkan oleh PR Smith. Ditambahkan pula dengan Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu, serta Teori Bauran Komunikasi Pemasaran. Teori-teori tersebut dinilai dapat mendeskripsikan penulisan tentang ilmu komunikasi pemasaran terpadu di dalam industri pariwisata. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif kualitatif, dengan menitikberatkan pada paradigma naturalistic inquiri. Wawancara langsung dilakukan kepada narasumber berkompeten dan mewakili bidangnya.

Hasil penelitian ini mendeskripsikan bahwa belum efektifnya strategi komunikasi pemasaran stakeholder pariwisata dalam mempromosikan wellness tourism di Soloraya. Sehingga turut berimbas pada belum maksimalnya peran dan sinergitas stakeholder di Soloraya dalam mempromosikan konsep wisata tersebut. Yang disebabkan oleh sejumlah factor, diantaranya adalah masih rendahnya edukasi stakeholder pariwisata perihal wellness tourism, belum ada kesepahaman makna dan konsep wellness tourism, serta keterbatasan lainnya berasal dari eksternal maupun internal yang dihadapi stakeholder pariwisata Soloraya.