Bayam duri (Amaranthus spinosus L.) merupakan salah satu gulma yang paling banyak ditemukan mengganggu budidaya okra (Abelmoschus esculentus (L.) Moench). Penggunaan herbisida kimia untuk mengatasi masalah ini memiliki banyak resiko negatif antara lain pencemaran lingkungan dan timbulnya resistensi. Aplikasi bioherbisida akar wedelia (Sphagneticola trilobata (L.) Pruski) diharapkan dapat menjadi alternatif dalam menangani gulma bayam duri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak akar wedelia pada berbagai konsentrasi terhadap perkecambahan dan pertumbuhan bayam duri, serta melihat pengaruhnya terhadap okra. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang dilakukan dalam 5 ulangan. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan mengaplikasikan ekstrak akar wedelia dengan pelarut akuades pada konsentrasi 10 g/l, 20 g/l, 30 g/l, 40 g/l, dan 50 g/l. Aplikasi bioherbisida akar wedelia dilakukan dengan penyiraman 200 ml ekstrak di media tumbuh 7 hari sebelum penanaman okra; akuades digunakan sebagai kontrol. Parameter yang diamati meliputi persentase perkecambahan, tinggi tumbuhan, berat basah, dan berat kering. Pengamatan dilakukan pada hari ke 42 setelah aplikasi bioherbisida akar wedelia. Hasil penelitian yang dianalisis menggunakan one way ANOVA dan uji lanjut DMRT menunjukkan bahwa pemberian bioherbisida akar wedelia 50 g/l menghasilkan penghambatan paling besar pada perkecambahan dan pertumbuhan bayam duri tanpa memberikan pengaruh negatif terhadap perkecambahan dan pertumbuhan okra.