Kambing Boerja adalah salah satu hasil dari crossbreeding atau persilangan dari Kambing Boer dan Kambing Jawarandu, dengan komposisi darah persilangan generasi 1 adalah 50% Boer dan generasi 2 adalah 75% Boer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi dan korelasi antara litter size, bobot lahir dan bobot sapih pada kambing boer dengan komposisi darah 100%, 50%, dan 75%. Sejumlah 3804 data didapat dari recording peternakan CV Kambing Boerja, Malang dari tahun 2012 hingga 2015. Parameter yang diamati berupa litter size, bobot lahir dan bobot sapih. Analisis variasi dan uji lanjut Duncan Multiple Range Test digunakan untuk melihat variasi fenotip berdasarkan komposisi darah. Pearson’s correlation coefficient digunakan untuk mengetahui korelasi antara litter size dengan bobot lahir dan bobot lahir dengan bobot sapih. Nilai dari rerata litter size, bobot lahir dan bobot sapih secara keseluruhan berturut-turut 1,57-1,74 ; 2,84–3,2 kg; 13,49-15,08 kg. Korelasi antara litter size dan bobot lahir menunjukkan nilai -0,552 sampai -0,162, sedangkan untuk korelasi bobot lahir dengan bobot sapih sebesar 0,253-0,348. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa persilangan kambing boer dan kambing jawarandu mampu menghasilkan kambing boerja yang adaptif dengan bobot lahir dan bobot sapih tinggi pada komposisi darah boer 75% . Peningkatan jumlah litter size pada kambing Boerja menghasilkan bobot lahir yang semakin rendah.